kita harapkan dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat khususnya para penenun ulos
Sidikalang (ANTARA) - Ulos Silahisabungan hasil karya penenun masyarakat di Desa Silalahi, Kecamatan Silahisabungan, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, dewasa ini terus bertransformasi dengan mengusung konsep berbahan alami.
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Dairi, Romy Mariani Eddy Berutu di Sidikalang, Rabu, mengatakan pihaknya terus mendorong para penenun tradisional ulos yang ada di Kecamatan Silahisabungan untuk terus kreatif demi menghasilkan produk yang berkualitas.
Tenun ulos Silahisabungan dewasa ini terus dikembangkan dengan berbagai karya seperti menjadikan bahan baju dan celana, tas, selendang dan aneka produk lainnya. Tentunya juga dengan mengandalkan konsep pewarna alami.
"Ini tentunya kita harapkan dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat khususnya para penenun ulos di Kecamatan Silahisabungan. Produk tenun ulos Silahisabungan ini sudah semakin dikenal masyarakat luas bahkan hingga mancanegara," katanya.
Para penenun di Kampung Silahisabungan mewarnai benang menggunakan pewarna alami, yang berasal dari tanaman-tanaman endemik di sana. Cairan hasil perasan tumbuhan direbus, lalu benang dicelup ke dalamnya berulang-ulang hingga merata dan maksimal.
"Kami ingin masuk kepada pasar negara-negara yang sangat peduli kepada pelestarian lingkungan. Kami juga ingin memastikan Danau Toba tetap tinggi airnya dan tanaman tetap terjaga, karena selama ini pengrajin memanfaatkan pewarna alam dari tanaman yang berada di sekitar Danau Toba," katanya.
Sementara Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, mengatakan, di Desa Silalahi terdapat Kampung Ulos dimana sebagian besar masyarakatnya bertenun ulos.
Kampung ulos ini terdiri dari lima desa yang memiliki 400 pengrajin ulos yang bekerja setiap harinya menenun kain.
"Semula masyarakat menenun untuk ulos adat dimana ulos tersebut banyak dipesan oleh masyarakat di kabupaten lain seperti Simalungun, Karo, dan lainnya termasuk ulos Pakpak dan ulos Toba. Namun dari waktu ke waktu belum bisa membawa kesejahteraan yang tinggi bagi para penenun," ujarnya.
Untuk itu pemerintah Kabupaten Dairi mengambil inisiatif melakukan diversifikasi produk, dari yang awalnya para penenun membuat ulos hanya dikonsumsi saat upacara adat, akhirnya mereka juga membuat ulos yang dapat digunakan dalam semua kesempatan.
"Langkahnya dengan cara mencari benang-benang yang lebih halus dan lebih stylish agar dapat diproduksi menjadi produk yang lebih fashionable," katanya.
#GernasBBI
#BeliKreatifDanauToba
Baca juga: Menparekraf dorong pengrajin ulos berinovasi tingkatkan produksi
Baca juga: Tenun ulos masih jadi produk unggulan di Tapanuli Utara
Baca juga: Cerita wastra ulos dalam Gernas BBI 2021
Pewarta: Juraidi
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021