Kami juga sedang membahas upaya saling pengakuan sertifikasi vaksin dengan negara-negara yang berminat,

Singapura (ANTARA) - Pemerintah Singapura sedang membahas kesepakatan saling pengakuan sertifikat vaksin COVID-19 dengan beberapa negara lain, kata Perdana Menteri Lee Hsien Loong.

PM Singapura menyebut hal itu sebagai langkah yang diperlukan untuk melanjutkan berbagai perjalanan global.

Singapura, yang merupakan pusat perjalanan dan pariwisata regional, telah meluncurkan program vaksinasi COVID-19 selama dua bulan terakhir. Singapura telah menyetujui penggunaan vaksin COVID buatan Pfizer-BioNTech dan Moderna.

"Bahkan jika kita masing-masing bersiap untuk mengamankan pasokan vaksin untuk kita sendiri, kita harus bekerja sama secara internasional sehingga semua negara termasuk negara berkembang memiliki akses ke vaksin untuk rakyat mereka," kata Lee dalam rekaman video yang diunggah di Facebook, Rabu.

Baca juga: Singapura tunda penggunaan dua vaksin flu usai kasus kematian di Korea
Baca juga: Ilmuwan Singapura pada Agustus uji coba vaksin COVID-19 pada manusia

"Kami juga sedang membahas upaya saling pengakuan sertifikasi vaksin dengan negara-negara yang berminat," ujar Lee. Namun, perdana menteri Singapura itu tidak menyebutkan nama negara-negara yang diajak berdiskusi.

Ekonomi Singapura, yang mencatat resesi terburuk pada 2020 karena pandemi COVID-19, mengalami pemulihan yang tidak merata tahun ini dan kembali beroperasinya lebih banyak perjalanan bisnis dan pariwisata akan menjadi pendorong bagi ekonomi negara kota tersebut.

Yunani, Spanyol, dan Inggris adalah di antara negara-negara lain yang mempelajari gagasan sertifikat vaksin atau yang disebut paspor vaksin dalam upaya menghidupkan kembali ekonomi dan bisnis perjalanan.

Sumber: Reuters

Baca juga: PM Singapura Lee terima suntikan pertama vaksin COVID
Baca juga: Singapura mungkin izinkan perjalanan bagi orang yang telah divaksin

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021