Chicago (ANTARA) - Emas turun tipis pada akhir perdagangan yang berfluktuasi Selasa (Rabu pagi WIB), berbalik melemah dari kenaikan tiga hari berturut-turut, setelah dolar pulih dari penurunannya segera setelah komentar Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell, yang mengatakan pemulihan ekonomi "tidak merata dan jauh dari selesai."

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi COMEX New York Exchange, tergerus 2,5 dolar AS atau 0,14 persen menjadi ditutup pada 1.805,90 dolar AS per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (22/2/2021), emas berjangka melonjak 31 dolar AS atau 1,74 persen menjadi 1.808,40 dolar AS per ounce.

Emas berjangka menguat 2,4 dolar AS atau 0,14 persen menjadi 1.777,40 dolar AS pada Jumat (19/2/2021), setelah naik 2,2 dolar AS atau 0,12 persen menjadi 1.775,00 dolar AS pada Kamis (18/2/2021), dan terpuruk 26,2 dolar AS atau 1,46 persen menjadi 1.772,80 dolar AS pada Rabu (17/2/2021).

Ketua Federal Reserve AS bersaksi di depan Kongres AS pada Selasa (23/2/2021), mengatakan ada tanda-tanda bahwa ekonomi AS membaik tetapi masih jauh dari kesehatan penuh, dan imbal hasil obligasi yang lebih tinggi tidak mungkin memicu perubahan kebijakan sampai ekonomi pulih.

Powell mengatakan pihaknya akan membutuhkan "beberapa waktu" sebelum Fed mempertimbangkan perubahan kebijakan yang diadopsi untuk membantu ekonomi kembali ke lapangan kerja penuh dan dia "tidak memperkirakan inflasi naik ke tingkat yang mengganggu."

"Ada sedikit volatilitas di sekitar penampilan Powell di Senat tetapi dia belum benar-benar mengatakan apa pun yang mungkin membahayakan situasi yang ada," kata analis OANDA, Craig Erlam.

"Terlepas dari volatilitas, kami belum melihat pergerakan arah yang signifikan dalam imbal hasil atau dolar, itulah mengapa emas hanya sedikit lebih rendah, cerminan dolar menjadi sedikit lebih tinggi."

Indeks dolar merangkak kembali naik 0,2 persen, sedikit menjauh dari dekat level terendah enam minggu, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Tetapi emas mungkin tidak berbalik arah untuk mendapatkan keuntungan secara substansial "sampai kita mendapatkan lonjakan nyata dalam ekspektasi inflasi atau Fed berbicara tentang pengendalian kurva imbal hasil," kata analis IG Market, Kyle Rodda.

Kenaikan imbal hasil (obligasi) telah menantang daya tarik emas sebagai lindung nilai inflasi, karena meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Emas berada di bawah tekanan tambahan saat Conference Board yang berbasis di AS melaporkan indeks kepercayaan konsumen naik menjadi 91,3 pada Februari dari 88,9 pada Januari.

Emas melonjak 1,7 persen pada Senin (22/2/2021) ketika prospek meningkatnya inflasi memicu kekhawatiran valuasi ekuitas dan mendorong investor menuju logam safe-haven.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 39,7 sen atau 1,41 persen menjadi ditutup pada 27,688 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April anjlok 42,6 dolar AS atau 3,32 persen menjadi menetap di 1.239,70 dolar AS per ounce.

Baca juga: Emas melonjak 31 dolar, kembali bertengger di atas level 1.800 dolar
Baca juga: Saham Inggris "rebound", indeks FTSE 100 terangkat 0,21 persen
Baca juga: Saham Jerman kembali turun, indeks DAX 30 tergelincir 0,61 persen
Baca juga: Saham Prancis balik menguat, indeks CAC 40 bangkit 0,21 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021