Mataram (ANTARA) - Pemerintah pusat menyetujui tiga usulan proyek pembangunan nasional di Nusa Tenggara Barat yang dikerjakan tahun 2021.
Gubernur NTB H Zulkieflimansyah, mengaku bersyukur atas disetujui tiga usulan proyek pembangunan tahun 2021 di NTB bisa untuk dilakukan pada tahun 2021 ini.
"Tiga usulan proyek pembangunan yang diusulkan sejak tahun 2020 tersebut di antaranya, pembangunan Rumah Sakit (RS) Mandalika, penyempurnaan Science Techno Industrial Park (STIP) dan NTB Hijau," kata Zulkieflimansyah saat Rapat Koordinasi (Rakor) Gubernur NTB dan Gubernur se-Sulawesi yang dipimpin Menteri PPN/Kepala Bappenas, H Suharso Monoarfa secara virtual disaksikan dari Mataram, Selasa.
Rakorgub ini difasilitasi Kementerian PPN/Bappenas RI yang juga menghadirkan pejabat eselon I dan II Bappenas RI, Gubernur dan Kepala Bappeda di NTB dan 6 provinsi se-Sulawesi.
Gubernur Zulkieflimansyah mengatakan, khusus untuk pembangunan RS Mandalika yang areanya berdekatan dengan sirkuit harus menjadi prioritas utama untuk segera dituntaskan pembangunannya, mengingat gelaran MotoGP akan digelar tahun 2021.
"Alasannya, pelaksanaan event dunia MotoGP yang menghadirkan pembalap-pembalap kawakan dunia disertai penonton dari negara-negara di dunia ini jika terjadi sesuatu (kecelakaan, red) harus segera mendapatkan perawatan di RS Internasional Mandalika," terangnya.
Mantan Anggota DPR RI ini juga mengungkapkan alasan dipercepatnya penuntasan pembangunan RS Mandalika ini atas perintah Presiden Jokowi yang disampaikan melalui Kemenkraf RI, Sandiaga Uno, saat berkunjung di The Mandalika agar pelaksanaan MotoGP ini bisa terlaksana 2021 ini dan menghadirkan penonton yang cukup banyak.
"Karena itu segala fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan MotoGP ini termasuk pembangunan RS Mandalika juga bisa dipercepat," ucap Zulkieflimansyah.
Usulan berikutnya, kata Bang Zul sapaan akrabnya, yakni mewujudkan "NTB Hijau" melalui gerakan reboisasi atau menghijaukan kawasan hutan-hutan yang kritis di NTB. Dampak positif dengan NTB Hijau ini diharapkan ketersediaan air bisa dipenuhi sehingga kesinambungan pembangunan dengan hutan yang tetap lestari bisa diwujudkan dengan baik.
"Kita rencanakan dalam program NTB Hijau ini kita luas areal yang direboisasi direncanakan 200 ribu hektar. Diharapkan program ini bisa terlaksana dengan baik," ungkap Zulkieflimansyah.
Usulan terakhir yang disetujuai adalah terkait daya saing ekonomi. Program ini sebelumnya pernah menjadi penekanan Presiden Jokowi namun hampir dilupakan. Yakni Science Technology.
Menurut Gubernur, hadirnya Science Techno Park (STP) sebagai wujud implementasi industrialisasi di NTB ingin lebih disempurnakan dengan menjadi inkubator bisnis yang lebih produktif dan di NTB saat ini sudah dinilai berhasil.
"Bukti keberhasilan tersebut saat ini telah mampu mendorong lebih dari 5000 UMKM dengan produk-produk industri yang sudah berkembang pesat. Mudah-mudahan dengan banyaknya inkubator bisnis ini akan menghasilkan UMKM-UMKM yang menghasilkan daya saing ekonomi, sehingga bisa lebih kompetitif dan berdaya saing di masa yang akan datang," kata Gubernur NTB.
Sebelumnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengatakan, Rapat Koordinasi Gubernur (Rakorgub) ini dilakukan dalam Rangka Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022. Rakorgub tahun 2021 ini merupakan tahun kedua penyelenggaraannya. Rakorgub ini merupakan inovasi Kementerian PPN/Bappenas untuk melibatkan gubernur dalam mematangkan rencana kerja sejak awal, sebelum RKP dan Pagu Indikatif ditetapkan. Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, dimana keterlibatan aktif para gubernur dilakukan setelah penetapan RKP tiap tahunnya dan Pagu Indikatif melalui rangkaian Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).
Rakorgub ini juga untuk menyusun perencanaan pembangunan nasional sehingga bisa membuat skala prioritas terhadap penyusunan APBN 2022 yang benar-benar menjadi kebutuhan daerah yang disesuian dengan dengan ketersediaan fiskal APBN dan APBD masing-masing.
Selain itu kata Menteri, perioritas utama pelaksanaan pembangunan tahun 2022 yakni memulihkan atau mereformasi pertumbuhan ekonomi Indonesia dan Reformasi struktural sosial masyarakat, termasuk menekan angka penularan COVID-19 termasuk lebih digencarkannya penerapan protokol kesehatan dan gerakan vaksin COVID-19.
Menteri yang diketahui lahir dan besar di Mataram NTB ini juga telah menerima usulan proyek pembangunan NTB 2022. Di antaranya, proyek jalan by pas akses Mandalika dan pembangunan jembatan Samota. Kedua usulan proyek ini sudah diterima dan saat ini dalam tahap rekonstruksi.
Menteri juga mengungkapkan faktor penghambat pembangunan di NTB di antaranya terkait dengan ketersediaan SDM sektor kesehatan, SDM pendukung ekonomi industri untuk ekspor hasil olahan masyarakat pelaku UMKM. Selain itu daya dukung infrastruktur pariwisata, infrastruktur dasar dan infrastruktur pendukung home industry dan lainnya terkait dengan percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat NTB.
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021