Yang sudah padam itu di Tembesi, Sagulung, Sei Beduk, Galang dan Nongsa

Batam (ANTARA) - Lima kawasan hutan di Kota Batam, Kepulauan Riau, terbakar sejak awal Februari 2021, berdasarkan catatan Mandala Agni setempat.

"Manggala Agni turun mulai 4 Februari 2021. Yang sudah selesai (padam) itu di Tembesi, Sagulung, Sei Beduk, Galang dan Nongsa," kata Kepala Daops Manggala Agni Sumatera VIII Batam, Patris Lulumba di Batam, Selasa.

Hingga saat ini, pihaknya masih berupaya memadamkan kebakaran lahan di Pulau Galang.

Pihaknya belum dapat memastikan luasan lahan yang terbakar sepanjang musim kemarau ini. Namun, ia memperkirakan seluas satu hingga 1,5 hektare di masing-masing lokasi yang terbakar. "Ini perkiraan," kata dia.

Baca juga: Empat kapal terbakar di dermaga Bea Cukai Batam

Menurut dia, kebakaran lahan di Batam masih relatif bisa ditangani pihaknya bersama dengan Dinas Pemadam Kebakaran setempat.

Hingga saat ini, belum dibutuhkan bantuan helikopter untuk memadamkan kebakaran lahan.

"Kalau pakai helikopter berarti apinya sangat besar dan tidak bisa ditangani dari darat. Kami menghindari penggunaan helikopter karena biayanya tinggi," kata dia.

Baca juga: Lahan kelapa sawit di Agam Sumbar terbakar

Ia menyampaikan berdasarkan data BMKG, kondisi permukaan di wilayah Kepri masih merah yang berarti panas, sehingga kemungkinan terjadinya kebakaran masih tinggi.

Pihaknya terus melakukan patroli rutin ke hutan-hutan di Batam dan Bintan sebagai langkah antisipasi kebakaran meluas.

Dalam kesempatan itu, ia mengimbau masyarakat tidak melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar untuk menghindari kebakaran.

Baca juga: Kota Pekanbaru bersiap hadapi ancaman kebakaran lahan

"Jangan sampai merokok di dekat hutan apalagi di dalam hutan," kata dia.

Menurut dia, kondisi cuaca saat ini ekstrim, dengan tingkat bahan yang mudah terbakar relatif tinggi.

Ia menjelaskan, terakhir kali pemadaman lahan dilakukan pada April 2020, sehingga bahan organik yang mudah terbakar kini jumlahnya sudah banyak.

Baca juga: BMKG sebut suhu udara di Cilacap masih normal meski terasa panas

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021