Kupang (ANTARA) - Pengamat Pertanian dari Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Nusa Tenggara Timur Rafael Leta menilai bahwa kunjungan Presiden Joko Widodo meninjau lumbung pangan di Sumba Tengah dapat mengangkat moralitas petani serta petugas pertanian di daerah itu.
"Kedatangan Presiden ke Sumba tentunya memberikan dampak yang positif bagi petani di daerah itu. Artinya moralitas mereka dapat terangkat agar mereka bisa secara serius dan sungguh-sungguh memanfaatkan peluang dengan mengembangkan potensi lahan yang luas secara baik," katanya kepada ANTARA di Kupang, Selasa.
Hal ini disampaikan berkaitan dengan dampak positif dari kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke pulau itu untuk kedua kalinya setelah sebelumnya pernah dilakukan pada tahun 2017 lalu.
Menurut Rafael petani mempunyai peran yang penting dalam hal pengembangan lumbung pangan seperti yang diharapkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo dan wakilnya Ma'ruf Amin.
Baca juga: Presiden: Lumbung pangan di Sumba Tengah akan capai 10 ribu hektare
Oleh karena untuk pengembangan lumbung pangan ini ada dua hal krusial yang harus benar-benar diperhatikan serius oleh pemerintah sendiri yakni persiapan petaninya serta manajemen luas area tersebut.
Ia menambahkan kehadiran orang nomor satu di Indonesia itu juga mampu mengangkat semangat para petani dan juga para petani tentunya merasakan dihargai hasil kerja mereka.
Terkait dampak dari hasil lumbung pangan di Sumba itu lanjut dia hingga saat ini belum terlihat bagi sektor pertanian khususnya bagi masyarakat di Sumba Tengah.
"Kita bisa lihat dampaknya apabila tanaman padi dan jagung yang ditanam oleh petani telah berproduksi, kemudian dari produksi tersebut, para petani dapat memenuhi kebutuhan pangan sendiri dan sebagian hasilnya untuk dijual," tambah dia.
Baca juga: Presiden tinjau lumbung pangan dan Bendungan Napun Gete di NTT
Sebelumnya diberitakan Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerjanya ke Sumba Tengah untuk meninjau perkembangan dari lumbung pangan di daerah itu.
Dalam kunjungan tersebut, Presiden menyampaikan pembangunan lumbung pangan di NTT dilakukan karena faktor tingkat kemiskinan dan masa panen.
Presiden berharap keberadaan lumbung pangan dapat mendorong panen padi di Sumba Tengah dapat dilakukan dua kali dalam setahun.
"Data yang saya miliki 34 persen kemiskinan ada disini dan panen yang ada di Sumba Tengah setahun baru sekali yaitu padi. Kita ingin mengelola agar setahun bisa dua kali panen padi dan sekali panen jagung atau kedelai," jelas Presiden.
Presiden mengatakan masalah yang dihadapi NTT adalah persoalan air. Sejak 2015-2018 sudah dibangun sumur bor yang masuk ke sawah serta beberapa embung, namun pemerintah daerah berharap ada penambahan sumber air.
Oleh sebab itu Presiden memerintahkan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk melihat kemungkinan dibangun waduk atau bendungan dan embung di wilayah NTT.
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021