Jakarta (ANTARA) - Di Indonesia gerakan menanam pohon masih terus berlangsung, bahkan saat pandemi COVID-19 yang saat ini tengah berlangsung pun masih dilaksanakan pada berbagai tempat.

Ada cukup banyak gerakan menanam pohon, seperti Hari Gerakan Sejuta Pohon Sedunia yang diperingati setiap 10 Januari.

Kemudian, ada pula Hari Menanam Pohon Nasional (HMPI) yang diperingati setiap 28 November yang dirangkai dengan Bulan Menanam Nasional (BMN).

Di luar itu, tentu saja masih beragam aksi sejenis lainnya, termasuk di tingkat komunitas dan warga.

Presiden Joko Widodo saat HMPI 2017 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kabupaten di Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (9/12) menyampaikan pesan agar pelaksanaan dalam gerakan-gerakan penanaman harus dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek keilmuan, mulai dari pemilihan jenis, penentuan lokasi, hingga pemeliharaan.

Selain itu, Kepala Negara juga menyerukan kepada seluruh masyarakat agar melakukan penanaman pohon sebanyak 25 batang setiap orang selama hidup.

Presiden menambahkan bahwa selain untuk penyedia udara bersih, penanaman pohon juga merupakan salah satu upaya rehabilitasi hutan dan pemulihan lahan kritis, yang saat ini masih cukup luas.

Begitu substansialnya pohon bagi kehidupan semesta alam sehingga pada tahun sebelumnya (2016), saat puncak peringatan HMPI dan BMN di Desa Tasikharjo, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Presiden menegaskan bahwa saat orang menanam pohon, berarti jugta menanam doa dan harapan untuk keberlanjutan generasi yang akan datang.

Selain memperbaiki lingkungan, menanam juga harus memberikan manfaat langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini dibutuhkan pengembangan sebuah model yang mampu mengorporasikan petani, nelayan dan koperasi.

"Program ini akan saya ikuti terus, kalau baik akan kita kembangkan di provinsi dan kabupaten kota lainnya," kata Presiden.

Baca juga: LP3L OKU ajak masyarakat tanam satu rumah satu pohon

Baca juga: Santri di Temanggung lakukan gerakan menanam pohon

Pekerja menata bibit pohon trembesi di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (7/11/2020). Bibit pohon pelindung yang dibudi dayakan oleh salah satu bank swasta nasional itu disediakan dengan gratis untuk individu dan lembaga yang akan melaksanakan kegiatan penghijauan mandiri. ANTARA FOTO/Basri Marzuki/wsj. (ANTARA FOTO/BASRI MARZUKI/BASRI MARZUKI)

Mengendalikan perubahan iklim

Menteri LHK Siti Nurbaya menyatakan bahwa HMPI erat kaitannya dengan andil Indonesia dalam mengendalikan perubahan iklim.

Langkah mitigasi dengan penanaman pohon merupakan salah satu upaya mengurangi emisi karbon, di mana hal ini sejalan dengan tujuan utama Kesepakatan Paris (Paris Agreement) 2015 untuk menahan laju kenaikan suhu bumi tidak lebih dari 2 derajat Celcius atau sedapatnya menekan hingga 1,5 derajat Celcius.

Ia menyebut kegiatan itu juga menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia berperan signifikan dalam "leading way" penanganan perubahan iklim pada Konferensi Perubahan Iklim Dunia (COP), terkait aksi nyata pengendalian perubahan iklim.

Manfaat pohon bagi kehidupan bisa dirujuk dalam Petunjuk Teknis Penanaman Spesies Pohon Penyerap Polutan Udara yang diterbitkan oleh KLHK (2015), yang disebutkan bahwa pada 1 hektare (ha) Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dipenuhi pohon besar, dapat menghasilkan 0,6 ton oksigen untuk 1.500 penduduk/hari dan menyerap 2,5 ton karbon dioksida/tahun.

Satu ha RTH juga dapat menyimpan 900 m3 air tanah/ tahun, mentransfer air sebanyak 4.000 liter/hari, menurunkan suhu 5-8 derajat Celcius, meredam kebisingan 25-80 persen, dan mengurangi kekuatan angin sebesar 75-80 persen.

Di samping itu, kemampuan pohon untuk menyerap CO2 merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengatasi perubahan iklim.

Penyebab utama dari perubahan iklim adalah peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) di atmosfer bumi yang disebabkan oleh aktivitas manusia (antropogenik).

CO2 merupakan salah satu gas rumah kaca utama pemicu perubahan iklim. Melalui proses fotosintesis, pohon menyerap CO2, menyimpan karbon dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup.

Penghijauan di kawasan Lereng Gunung Muria, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. (FOTO ANTARA/HO-Dok.)

Baca juga: Jaga ketersediaan air, ribuan pohon siap ditanam di Kupang

Baca juga: Kementerian LHK tingkatkan kegiatan menanam pohon

Inovasi baru

Untuk menjaga kesinambungan gerakan menanam pohon atau penghijauan selama pandemi COVID-19, apa yang mesti dilakukan sehingga mengurangi risiko tertular.

Aksi Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) yang digagas oleh Bakti Lingkungan Djarum Foundation mencoba melakukan inovasi-inovasi baru untuk mengajak anak muda agar lebih sadar dan peduli terhadap lingkungan.

Saat memperingati HMPI dan BMN Desember 2020 lalu, Siap Darling menggelar kegiatan bertajuk #OneActionOneTree, yakni sebuah aksi wujud cinta lingkungan yang dilakukan dengan mengajak masyarakat untuk menunjukkan aksi peduli lingkungan melalui unggahan di media sosial.

Program Associate Bakti Lingkungan Djarum Foundation, Tania Anggriani menjelaskan bahwa dengan #OneActionOneTree, para Darling Squad, sebutan untuk anak muda milenial yang terlibat dalam aksi penanaman pohon itu, tetap dapat melakukan aksi sadar lingkungan meskipun terbatas ruang dan waktu.

Dengan mengikuti kampanye aksi sadar lingkungan melalui media soaial, Darling Squad telah turut menularkan inspirasi kepada masyarakat untuk tetap melakukan hal-hal positif.

Kegiatan #OneActionOneTree adalah salah satu program dan inovasi baru dari Siap Darling.

"Kali ini, kegiatan kami tetap berjalan meskipun terdampak pandemi COVID-19. Walau di rumah saja, Darling Squad dapat tetap berpartisipasi dalam aksi peduli lingkungan dengan menyumbangkan minimal satu bibit pohon. Kota berharap semoga kaum muda semakin tergerak dan mencintai bumi," kata Tania.

Aksi pengumpulan bibit pohon yang dimulai sejak 15 November hingga 31 Desember 2020 berhasil mengumpulkan 11,734 bibit pohon dari 768 pelari, pesepeda serta unggahan media sosial.

Dengan contoh dan rujukan tersebut menjadi fakta tak terbantahkan bahwa begitu banyak manfaat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang yang bisa didapatkan dengan menanam pohon.

Karenanya, tidak henti-hentinya perlu terus digaungkan kepada semua pihak untuk diseru menanam memelihara pohon yang sangat berarti bagi kehidupan, bahkan di saat sedang pandemi COVID-19, yang tentu saja dibarengi dengan kewaspadaan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Baca juga: LLH Jejak Bumi Indonesia mantabkan program 1 miliar pohon

Baca juga: Gerakan tanam 10.000 pohon kelor di Gowa diganjar penghargaan Leprid

Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021