masih ada 10 tempat pengungsian akibat banjir di Ibu Kota dan beberapa pengungsi terkonfirmasi positif COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memaparkan cara menangani pengungsi banjir pengidap COVID-19 untuk mencegah penularan.
"Pertama pastikan antigen. Kalau positif, mereka diminta untuk tetap tinggal di fasilitas penampungan kita atau di rumahnya," ujar Anies setelah mengunjungi posko banjir RW 01 Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, Senin.
Baca juga: Banjir di Jakarta Selatan sudah surut seluruhnya
Selanjutnya, Anies mengatakan terhadap pengungsi banjir terduga positif COVID-19 dilakukan tes PCR (polymerase chain reaction) untuk memastikan hasilnya.
"Apabila positif kita lihat kondisinya, apakah isolasi di tempat isolasi terkendali seperti Wisma Atlet atau hotel. Atau bila memiliki komorbid, maka isolasi di rumah sakit," ujar Anies.
Baca juga: Turap di RW02 Batuampar Jaktim amblas akibat luapan banjir
Sebelumnya, Anies mengungkapkan masih ada 10 tempat pengungsian akibat banjir di Ibu Kota dan beberapa pengungsi terkonfirmasi positif COVID-19.
"Saat ini masih ada 10 tempat pengungsian aktif dari sebelumnya ada 44 titik, ini kami fasilitasi sampai bisa berkegiatan kembali. Dari pengungsinya, ada di beberapa lokasi yang memang ketika dites antigen hasilnya positif COVID-19," kata Anies.
Penanganan terhadap korban banjir positif COVID-19 salah satunya di Kelurahan Cipinang Melayu, Jakarta Timur, di mana petugas menerapkan protokol kesehatan secara ketat selama memberikan pertolongan kepada warga di RW 04.
"Protokol kesehatannya ketat, kalau dari pihak RW yang pertama dievakuasi adalah yang terkena COVID-19 berdasarkan kondisi pasiennya," kata Ketua RW 04 Cipinang Melayu Irwan Kurniadi, di Jakarta.
Baca juga: 99 persen listrik pelanggan korban banjir Jakarta sudah dipulihkan
Irwan mengatakan terdapat sejumlah prosedur evakuasi bagi pasien yang saat ini terkonfirmasi COVID-19, di antaranya berkategori orang tanpa gejala (OTG).
"Karena ada prosedurnya pasien yang OTG, jadi didahulukan yang COVID-19 dulu," katanya.
Selanjutnya petugas akan melihat kelayakan tempat tinggal pasien, apakah layak sebagai tempat isolasi mandiri berdasarkan luas bangunan serta jumlah ruangan.
Irwan mencontohkan salah satu warga di RW 04 ada yang terkonfirmasi COVID-19. Namun pria berusia 30 tahun itu memilih tetap berada di lantai dua rumahnya saat petugas menawarkan evakuasi.
"Kita sudah sediakan tempat evakuasi khusus pasien COVID-19 dari pihak TNI-Polri di sekitar Aula Universitas Borobudur. Tapi, bila dia minta tetap berada di rumah dan bangunannya layak, ya kita izinkan," katanya.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021