Jadi dengan dana yang terbatas, pendekatan yang digunakan harus terintegrasi antara hulu dan hilir; tidak bisa itu jalan sendiri-sendiri
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan penanganan bencana banjir sejumlah daerah di Indonesia harus dilakukan secara terintegrasi antara hulu dan hilirnya.
Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin, mengatakan Wapres Ma’ruf menilai bencana banjir di sejumlah wilayah Indonesia akan terus berulang terjadi jika penyebab utamanya tidak segera dibereskan.
Terlebih lagi, lanjut Masduki, pembangunan infrastruktur untuk mengatasi banjir tidak murah, khususnya dengan kondisi perekonomian Indonesia yang terdampak pandemik COVID-19.
"Jadi dengan dana yang terbatas, pendekatan yang digunakan harus terintegrasi antara hulu dan hilir; tidak bisa itu jalan sendiri-sendiri," kata Masduki.
Masduki mengatakan Wapres Ma’ruf merasa prihatin dengan bencana alam banjir yang melanda sejumlah daerah di Indonesia.
Baca juga: Polri sebut evakuasi warga prioritas utama penanganan banjir Jakarta
Baca juga: Pantau penanganan banjir, Menteri ESDM apresiasi etos kerja PLN
Wapres juga telah meminta berbagai kementerian dan lembaga pemerintah non-kementerian (K/L) terkait untuk segera membuat perencanaan matang guna memperbaiki berbagai ekosistem yang rusak.
"Perbaikan ekosistem di hulu itu mendesak untuk dilakukan, agar bencana banjir bisa berkurang intensitasnya," ujar Masduki.
Wapres juga telah mendapatkan laporan tentang penyebab bencana banjir dan tanah longsor, yakni akibat tindakan alih fungsi lahan yang terjadi di wilayah hulu.
"Artinya, kalau hanya membangun infrastruktur penampung air saat hujan saja, (maka) itu tidak cukup; (apalagi) jika hutan beralih fungsi menjadi sawah atau perkebunan, dan area pertambangan ilegal masih tetap terjadi," tutur Masduki menjelaskan..
Sebelumnya, dalam kunjungannya kepada korban banjir di Subang, Jawa Barat, Sabtu (13/2), Wapres berharap semua pihak, termasuk masyarakat dan pemerintah daerah, untuk bersama-sama mengakhiri bencana banjir yang sering terjadi di daerah tersebut.
Banjir yang terjadi di Subang, menurut Wapres, terjadi karena curah hujan tinggi dan diperburuk dengan kondisi lingkungan dan alam yang rusak di daerah tersebut.
"Mudah-mudahan banjir tahunan di Subang tidak terus berulang-ulang; kalau berulang itu artinya kita tidak cerdas," kata Wapres.
Baca juga: Menteri PUPR: Penanganan banjir harus dilakukan lewat multisektoral
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021