"Paham kesetaraan antara perempuan dan laki-laki adalah salah satu prinsip untuk menghentikan kasus kekerasan berbasis gender. Oleh karena itu, baik perempuan maupun laki-laki harus terlibat bersama, berkontribusi bersama," kata psikolog Ika saat dikonfirmasi di Denpasar, Bali, Sabtu.
Baca juga: Menteri PPPA: Minimnya pemimpin perempuan pengaruhi kesetaraan gender
Selain itu, munculnya konstruksi sosial terkait maskulinitas juga mesti dipahami bagaimana maskulin adalah bentukan konstruksi sosial dari masyarakat. Menurut dia, berbicara soal konstruksi sebenarnya bisa bergeser sesuai perkembangan zaman melihat situasi budaya karena dibentuk oleh konstruksi masyarakat.
"Kalau dibilang salah apa enggak, ya kalau konstruksi dari pengalaman memang dari hulu ke hulu seperti ini. Kita perlu pahami sifat maskulin dan feminim ada pada setiap orang. Namun, yang terjadi justru dikuatkan dengan kotak maskulin dan kotak feminim itu yang membuat kaku," katanya.
Baca juga: Komnas Perempuan: Pandemi COVID-19 memperjelas kesenjangan gender
Dalam rangka kampanye "Stop Sexual Violence The Body Shop" bersama dengan Magdalene.co dan Yayasan Pulih melaksanakan kegiatan kampus "online", salah satunya mengenai kekerasan seksual di Indonesia.
CEO of The Body Shop Aryo Widiwardhono mengatakan penting melibatkan peran laki-laki dalam isu kekerasan seksual serta menentukan langkah dan strategi yang tepat dan lebih luas dengan mengajak kaum laki-laki berkontribusi dalam mencermati isu kekerasan seksual di sekitar.
Baca juga: Komnas Perempuan: Kekerasan basis gender daring meningkat saat pandemi
"Hal ini dapat menjadi isu dan upaya bersama, tidak hanya kalangan perempuan, tetapi juga laki-laki untuk mencegah bahaya dampak kekerasan seksual di sekitar kita," katanya.
Pewarta: Ayu Khania Pranishita
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2021