Kalau banjir, kita jangan salahkan airnya, kalinyaJakarta (ANTARA) -
Aktivis Lingkungan Hidup, Chaerudin meminta agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak menyalahkan air sebagai penyebab banjir di Ibu Kota yang tak kunjung selesai.
"Kalau banjir, kita jangan salahkan airnya, kalinya. Tapi caranya menangani yang mesti dilihat," kata Chaerudin atau akrab disapa Babe Idin dalam kegiatan virtual bertajuk Politik Hijau PDI Perjuangan, di Jakarta, Sabtu.
Babe Idin juga pembina Kelompok Tani Lingkungan Hidup (KTLH) Sangga Buana di Lebak Bulus.
Chaerudin menilai banjir tersebut justru merefleksikan diri mengenai apa yang sudah dilakukan dalam menangani permasalahan lingkungan selama ini, khususnya terkait manajemen sungai di Jakarta.
Baca juga: Ruko di Jalan Jatinegara Barat Jakarta Timur juga kebanjiran
Baca juga: Ruko di Jalan Jatinegara Barat Jakarta Timur juga kebanjiran
"Normalisasi oke. Tapi jangan nanti pohon bambu ditebang begitu saja dan diganti dengan beton-beton," ucapnya.
Dia mengatakan dirinya bersama kelompoknya menanam ribuan pohon bambu di pinggiran Kali Pesanggrahan.
Hal itu karena bambu adalah tanaman yang memiliki kemampuan menahan air, dibanding dengan tanaman lainnya.
Hal itu karena bambu adalah tanaman yang memiliki kemampuan menahan air, dibanding dengan tanaman lainnya.
"Ada Bahasa Betawi, jangan nebangin bambu. Pinggir kali itu peradaban kita, orang kita merdeka juga dari bambu runcing. Maka lestarikan bambu," kata dia.
Baca juga: Ini 25 titik banjir di jalanan Jakarta Selatan
Baca juga: Ini 25 titik banjir di jalanan Jakarta Selatan
Oleh karena itu, Babe Idin agar jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memahami pentingnya manajemen menyeluruh.
Selain menanam pohon, Babe Idin mengatakan bahwa perlu dilaksanakan manajemen pengelolaan sampah yang baik.
"Sampah itu bisa dimanfaatkan kembali untuk apa saja, termasuk menjadi pupuk untuk pohon-pohon buah produktif," katanya.
Selain menanam pohon, Babe Idin mengatakan bahwa perlu dilaksanakan manajemen pengelolaan sampah yang baik.
"Sampah itu bisa dimanfaatkan kembali untuk apa saja, termasuk menjadi pupuk untuk pohon-pohon buah produktif," katanya.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2021