Selain Kalsel, provinsi lainnya yang berstatus waspada yaitu Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, NTB, NTT, Sulteng, Sulsel, dan Papua Barat.
Banjarbaru (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut ada 15 provinsi di Indonesia waspada banjir akibat dampak dari hujan lebat yang terjadi sepanjang Sabtu hingga Minggu (21/2).
"Kalimantan Selatan menjadi salah satu daerah yang berstatus waspada akan dampak banjir atau bahkan banjir bandang ini," terang Staf Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin Rizqi Nur Fitriani di Banjarbaru, Sabtu.
Selain Kalsel, 14 provinsi lainnya yang berstatus waspada yaitu Bengkulu, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan Papua Barat.
Rizqi menuturkan informasi prakiraan cuaca berbasis dampak akibat banjir itu atas dasar prakiraan hujan lebat yang telah dibuat BMKG.
Baca juga: BMKG prediksi curah hujan lebat di sejumlah wilayah dalam sepekan
Baca juga: Waspadai banjir, BMKG prediksi hujan lebat bisa terjadi di Jabodetabek
Kemudian memperhatikan pada tingkat dampak atau risiko yang ditunjukkan pada wilayah Kalimantan Selatan dan 14 provinsi lainnya berupa warna kuning menggambarkan peluang kejadian banjir dan potensi dampaknya berada pada tingkat waspada.
"Artinya kecenderungan hujan tinggi, untuk dampak kerusakan minor atau ringan serta melakukan mitigasi bencana," timpalnya.
Di Kalsel ada enam wilayah yang diperkirakan terjadi hujan lebat disertai petir dan angin cukup kencang yaitu Kota Banjarmasin, Kabupaten Tanah Bumbu, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tabalong.
Sedangkan potensi gelombang tinggi yang dapat mencapai tiga meter di perairan selatan Kalimantan atau Laut Jawa juga patut diwaspadai oleh kapal-kapal nelayan, ferry dan kapal besar lainnya.
Baca juga: BMKG imbau warga tetap waspada potensi gempa besar
Pewarta: Firman
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2021