Beijing (ANTARA) - Pemerintah Kota Shanghai, China, menerapkan sistem pelacakan riwayat COVID-19 secara digital pada setiap pengguna penerbangan internasional.

Dengan menggunakan perangkat digital tersebut, waktu antrean 300 penumpang dapat dipersingkat dari 2 jam menjadi 20 menit saja, kata pihak Kepabeanan Shanghai, Jumat (19/2).

Semua pengguna penerbangan internasional tujuan Shanghai wajib menyampaikan kondisi kesehatannya secara digital sebagai upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19.

Pihak kepabeanan menyatakan bahwa tingkat akurasi berbasis data digital tersebut mencapai 100 persen sehingga dapat memenuhi pengumpulan data statistik otomatis dan mempercepat sistem pelacakan.

Di Bandar Udara Internasional Shanghai Pudong telah disiagakan mobil laboratorium pengujian COVID-19.

Dengan adanya fasilitas tersebut, para pengguna penerbangan internasional bisa langsung melakukan tes usap di tempat, demikian dilaporkan media China, Sabtu.

Kemudian hasil uji COVID-19 bisa terkoneksi dengan petugas pos pemeriksaan imigrasi dan otoritas kesehatan sehingga koordinasi antardepartemen bisa dilakukan dengan mudah.

Sebelumnya, pengguna penerbangan internasional tujuan beberapa kota di China harus menjalani proses pemeriksaan COVID-19 dan keimigrasian selama berjam-jam di bandara kedatangan sebelum ditempatkan di beberapa fasilitas yang sudah ditentukan untuk menjalani karantina wajib selama 14 hari.

Ada empat kota di China yang selama masa pandemi ini menjadi tujuan penerbangan internasional dari Indonesia, yakni Guangzhou, Fuzhou, Hangzhou, dan Chengdu.

Baca juga: Penerbangan internasional langsung Beijing dibuka bertahap

Baca juga: WHO koordinasi dengan China terkait syarat persetujuan vaksin COVID-19

Baca juga: Otoritas penerbangan China terapkan "reward-punishment" soal COVID-19

Museum arsitektur Wuhan pamerkan kecepatan China dalam perangi COVID-19

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021