Washington (ANTARA) - Pemerintahan Amerika Serikat (AS) dalam pertemuan G7 akan menyatakan komitmen pendanaan senilai empat miliar dolar AS (sekitar Rp56,3 triliun) membantu program pengadaan vaksin global COVAX, kata pejabat pemerintah negara itu, Kamis (18/2).

Presiden Joe Biden akan memanfaatkan pertemuan pertamanya dengan kelompok tujuh ekonomi terbesar dunia itu pada Jumat untuk mengumumkan sumbangan segera sebesar dua miliar dolar AS (sekitar Rp28,15 triliun) untuk program tersebut.

Pemerintah AS akan memberikan sisa dana yang dijanjikan itu dalam dua tahun mendatang, selagi negara-negara lain membuat dan memenuhi janji pendanaan mereka masing-masing, kata pejabat tersebut.

"Kami ingin mengubah 2 miliar dolar ini menjadi beberapa miliar dolar, setidaknya hingga 15 miliar dolar," kata pejabat tersebut, saat menyebutkan jumlah dana yang dibutuhkan untuk program vaksinasi global.

Pendanaan yang dijanjikan AS saat ini sudah mendapatkan persetujuan dari Kongres.

COVAX merupakan fasilitas pengadaan vaksin COVID-19 secara multilateral yang terutama ditujukan untuk negara-negara berkembang dan miskin. Fasilitas ini digagas bersama oleh lembaga internasional, salah satunya Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sikap Biden merupakan tindakan jauh berbeda dari ancaman yang dikeluarkan oleh pendahulunya, Donald Trump, untuk keluar dari WHO. Trump menuding WHO terlalu dekat dengan China.

COVAX menargetkan pengiriman sedikitnya dua miliar dosis vaksin per akhir 2021 untuk mencakup 20 persen masyarakat paling rentan di negara-negara miskin dan berpendapatan menengah. Program tersebut bagaimanapun, berisiko gagal karena alasan kekurangan dana.

Kepala aliansi vaksin global, Gavi --lembaga yang juga mengagas COVAX, menyebut pula bahwa COVAX membutuhkan dukungan politis, seiring dengan banyak negara makmur yang mencapai kesepakatan baru dengan pengembang vaksin demi mengamankan pasokan.

Sementara itu, pejabat AS mengatakan bahwa sumbangan negara itu kepada COVAX tidak akan mengganggu janji Biden untuk menyediakan vaksin yang cukup pada akhir Juli bagi semua warga Amerika yang ingin divaksin.

"Ketika kita memiliki pasokan yang cukup, tujuan kami adalah mempertimbangkan donasi kelebihan vaksin, tentu saja demikian," kata pejabat tersebut.

Sumber: Reuters

Baca juga: Biden: Trump tak tunaikan pekerjaannya soal program vaksin COVID

Baca juga: Biden, Trudeau akan bertemu, berkolaborasi dalam pasokan vaksin

Baca juga: Biden: AS akan dukung rencana global perangi COVID-19

Biden batalkan larangan militer transgender Trump

Penerjemah: Suwanti
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021