Satu pesan yang akan saya tekankan kepada pengelola Kawasan IWIP. Libatkan pengusaha lokal yang ada di Maluku Utara...
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia berencana melakukan kunjungan kerja ke Maluku Utara, Jumat (19/2), untuk melihat secara langsung perkembangan pembangunan pabrik pengolahan nikel di Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP), Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia juga direncanakan akan meninjau fasilitas pendukungnya, antara lain pembangkit listrik dan pelabuhan (terminal khusus).
"Berdasarkan catatan BKPM, pembangunan IWIP ini progresnya positif. Nanti saya akan lihat langsung. BKPM akan terus mengawal penyelesaian proyek Kawasan IWIP tersebut serta memfasilitasi rencana investasi yang akan masuk. Kalau ada masalah, kita selesaikan. Jangan sampai mangkrak lah," kata Bahlil Lahadalia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Bahlil Lahadalia berharap berjalannya investasi yang berlokasi di kawasan timur Indonesia tersebut dapat membantu mewujudkan investasi yang berkualitas melalui pemerataan penyebaran investasi.
Baca juga: Kemenperin: 14 kawasan industri dimotori pengolahan/pemurnian nikel
Proyek tersebut juga diharapkan akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru di kawasan itu dalam rangka pemerataan ekonomi.
"Satu pesan yang akan saya tekankan kepada pengelola Kawasan IWIP. Libatkan pengusaha lokal yang ada di Maluku Utara, sehingga nantinya investor dan pengusaha lokal, khususnya UMKM, dapat berkembang bersama dan pada akhirnya akan tercipta pertumbuhan ekonomi yang adil dan merata," imbuh mantan Ketua Umum Hipmi itu.
Bahlil Lahadalia dijadwalkan pula bertemu dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara, dan meminta pemda proaktif dalam memfasilitasi penyelesaian proyek Kawasan IWIP tersebut.
Baca juga: BKPM ungkap manfaat RCEP bagi investasi di Indonesia
Menurut dia, investasi di Kawasan IWIP diharapkan akan memberikan dampak ganda dan memberikan kontribusi nyata untuk meningkatkan perekonomian daerah, sehingga dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Maluku Utara dan Kabupaten Halmahera Tengah.
"Kalau pemerintah pusat sudah dukung dan kawal, tentunya perlu juga komitmen dari pemerintah daerahnya. Kita mau menjadikan Provinsi Maluku Utara, khususnya Kabupaten Halmahera Tengah sebagai salah satu percontohan pengolahan nikel (smelter) guna mendukung program pemerintah dalam rangka hilirisasi sektor pertambangan. Penting dilakukan kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah," ungkap Bahlil Lahadalia.
Provinsi Maluku Utara menjadi primadona baru tujuan investasi bagi Penanaman Modal Asing (PMA) di wilayah Indonesia Timur. Pada periode Januari-Desember 2020, provinsi Maluku Utara berada pada peringkat ketiga di antara semua provinsi yang menjadi lokasi PMA, dengan jumlah realisasi investasi sebesar 2,4 miliar dolar AS. Sedangkan realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp662,1 miliar.
Baca juga: Dua menteri tinjau lokasi Ambon New Port dan pelabuhan terintergrasi
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021