"Kedua menteri sepakat ASEAN dapat memainkan peran penting memfasilitasi dialog yang konstruktif serta (membantu, red) mengembalikan situasi normal dan stabilitas di Myanmar," kata Kementerian Luar Negeri Singapura melalui pernyataan, Kamis.
Retno dan Balakrishnan, sebagaimana dikutip dari pernyataan yang sama, membahas langkah-langkah yang mungkin ditempuh ASEAN untuk merespons situasi di Myanmar, termasuk mendorong dialog yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk negara-negara mitra.
Oleh karena itu, kedua menteri mendorong ASEAN segera menggelar pertemuan informal tingkat menteri demi mewadahi pandangan negara-negara anggota mengenai masalah tersebut.
Thank you @VivianBala for receiving me today in Singapore (18/02). FM Vivian and I spoke among others on preparation of Leaders Meeting and on a number of ASEAN issues, including Myanmar. pic.twitter.com/iZNZnOXO7O
— Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (@Menlu_RI) February 18, 2021
ASEAN beranggotakan 10 negara, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam.
Dalam kesempatan yang sama, Balakrishnan menyeru seluruh pihak di Myanmar untuk menahan diri dan menurunkan ketegangan.
"Peluru tajam tidak boleh ditembakkan ke warga sipil yang tidak bersenjata dalam situasi apa pun," kata menlu Singapura itu saat membahas situasi di Myanmar bersama Retno Marsudi.
Dua menteri juga menyampaikan rasa prihatin terhadap perkembangan situasi di Myanmar setelah kudeta militer di Naypyitaw pada 1 Februari 2021.
"Keduanya berharap seluruh pihak dapat mengedepankan dialog untuk mencapai resolusi damai dan rekonsiliasi nasional di Myanmar, termasuk kembali ke pemerintahan yang demokratis," kata Kemenlu Singapura.
Dalam pertemuan itu, Retno dan Balakrishnan juga membahas isu-isu lain, termasuk menjajaki berbagai peluang kolaborasi demi mengatasi tantangan akibat pandemi COVID-19.
Retno Marsudi menemui Balakrishnan di Singapura, Kamis, satu hari setelah ia bertemu dengan Menteri Luar Negeri Brunei Darussalam Erywan Yusof di Bandar Seri Begawan, Rabu (17/2).
Dalam pertemuan dengan Menlu Brunei, Retno juga membahas peran ASEAN dalam membantu Myanmar kembali ke transisi demokrasi.
Short visit to Bandar Seri Begawan (17/02). Met Foreign Minister Dato Erywan and paid courtesy call to H.M. Sultan Haji Hassanal Bolkiah of Brunei Darussalam .
— Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (@Menlu_RI) February 17, 2021
Discussed efforts to strengthen bilateral cooperation, particularly protection of Indonesian migrant workers. pic.twitter.com/ALPuU7aR0y
Retno menegaskan bantuan yang diberikan ASEAN untuk Myanmar harus menghormati prinsip-prinsip nonintervensi, konstruktif, dan mengutamakan keselamatan serta kesejahteraan rakyat Myanmar, sebagaimana diamanahkan dalam Piagam ASEAN.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin di Jakarta pada 5 Februari 2021 mengusulkan agar menteri luar negeri anggota ASEAN bertemu dan membahas situasi di Myanmar "sebagai satu keluarga".
Menteri luar negeri dari Indonesia dan Malaysia telah menyampaikan usulan tersebut kepada Brunei Darussalam, yang merupakan ketua ASEAN periode 2021.
Brunei telah menerima usulan itu dan menggelar pertemuan virtual dengan Myanmar pada 11 Februari 2021.
Junta militer Myanmar awal bulan ini meluncurkan kudeta terhadap pemerintah di Naypyitaw dan menangkap penasihat negara Aung San Suu Kyi, Presiden Win Myint, serta sejumlah politisi partai Liga Nasional untuk Demokrasi dan aktivis.
Tidak lama kemudian, militer menetapkan status darurat yang berlaku selama satu tahun. Kepemimpinan di Myanmar, selama status darurat berlangsung, diemban oleh Panglima Angkatan Bersenjata Jenderal Min Aung Hlaing.
Baca juga: Berkunjung ke Brunei, Menlu RI bahas upaya ASEAN tanggapi isu Myanmar
Baca juga: ASEAN desak Piagam ASEAN ditegakkan dalam situasi politik Myanmar
Baca juga: Presiden Jokowi-PM Muhyiddin minta pertemuan menlu ASEAN bahas Myanmar
Menlu Retno: mekanisme ASEAN paling tepat atasi krisis Myanmar
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2021