Jadi kalau orang melihat DNA-nya orang Indonesia, mudah-mudahan bisa lebih bagus

Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mendukung penuh pengembangan Vaksi Nusantara atau vaksin anti-COVID-19 yang saat ini dilakukan tim peneliti di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi, Kota Semarang.


"Tentu saya siap dan mendukung penuh, kalau nanti itu sudah diuji, seperti GeNose dulu, kami siap menggunakannya. Tinggal nanti dari industrinya seberapa bisa melakukan itu," katanya di Semarang, Kamis.

Tidak hanya menunggu selesai, ia juga memberikan dukungan untuk mempercepat proses penelitian Vaksin Nusantara itu dengan menawarkan tempat pengembangan di rumah sakit milik Pemprov Jateng.

"Kalau nanti umpama butuh tempat lain untuk penelitian, umpama butuh rumah sakit lain sebagai tempat riset, saya siap mendukung penuh. Tujuh rumah sakit daerah milik pemprov akan saya berikan semuanya untuk itu," ujarnya.

Dukungan penuh itu diberikan Ganjar karena melihat Vaksin Nusantara karya anak bangsa, apalagi vaksin itu dikembangkan di Jawa Tengah.

"Menurut saya ini sangat penting untuk dikawal. Saya sudah ketemu dengan Pak Terawan dan beliau sudah menceritakan hal ini. Dari ceritanya, metode dan metodologi penggunaannya, vaksin ini jauh lebih aman," katanya.

Sampel dari vaksin ini, lanjut Ganjar, diambil dari orang Indonesia sehingga setidaknya ada karakter yang khas dari orang Indonesia dan DNA-nya juga tidak jauh berbeda.

"Jadi kalau orang melihat DNA-nya orang Indonesia, mudah-mudahan bisa lebih bagus," ujarnya.

Baca juga: Uji klinis fase dua Vaksin Nusantara dilakukan di RSUP Kariadi

Orang nomor satu di Jateng itu, juga berharap riset Vaksin Nusantara bisa dipercepat agar segera dimanfaatkan masyarakat.

Tak hanya Vaksin Nusantara, Ganjar juga menegaskan bahwa semua riset anak bangsa terkait dengan penanganan pandemi harus mendapat dukungan dan proteksi dari pemerintah, apakah itu Vaksin Nusantara, Vaksin Merah Putih, GeNose dari UGM, dan pengembangan ventilator.

"Artinya, proses-proses yang sudah berjalan dan hasilnya bagus, pemerintah mesti memproteksi, negara harus memproteksi ini sehingga kita bisa mandiri. Dengan begitu, maka kita tidak akan terus bergantung pada negara lain," tegasnya.

Tim peneliti dari PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bersama AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat, dan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro melakukan serangkaian tahap uji klinis fase dua vaksin anti-COVID-19 yang diberi nama Vaksin Nusantara di RSUP dr. Kariadi, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Pengembangan Vaksin Nusantara saat ini memasuki uji klinis fase kedua setelah fase pertama untuk mengetahui keamanan vaksin telah selesai dilaksanakan pada akhir Januari 2021 dengan hasil baik, tanpa ada keluhan berat yang dirasakan 27 sukarelawan vaksin.

Uji klinis fase dua ini dilakukan untuk menentukan efektivitas vaksin yang nantinya akan diujikan kepada 180 sukarelawan vaksin sebelum memasuki uji klinis fase tiga guna menentukan pengaturan dosis untuk 1.600 sukarelawan vaksin.

Salah satu metode vaksin yang sedang dikembangkan pihaknya saat ini vaksin berbasis sel dendritik autolog yang merupakan komponen dari sel darah putih.

Selama ini, teknologi sel dendritik masih dilakukan untuk pengobatan kanker melalui teknik rekombinan dengan mengambil sel, lalu dikembangkan di luar tubuh, sehingga dengan teknik tersebut, dapat dihasilkan vaksin.

Dalam dunia kedokteran, sel dendritik merupakan sel imun yang menjadi bagian dari sistem imun, di mana proses pengembangbiakan vaksin COVID-19 dengan sel dendritik akan terbentuk antigen khusus, kemudian membentuk antibodi.

Metode ini hanya pembibitan sel dengan tujuan memproduksi antibodi dalam tubuh. Prosesnya dapat ditunggu sekitar tiga hari kemudian setelah itu sel dendritik disuntikkan kembali ke tubuh.

Baca juga: Komisi IX DPR antusias dengan uji klinis fase 1 Vaksin Nusantara

Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2021