“Kepemimpinan dia ditempuh dengan cara yang tenang dan halus... Dia menyadari saat ini pendekatan inilah yang lebih penting sebelum menata roster."

Jakarta (ANTARA) - Catatannya sejauh ini luar biasa bagus kendati banyak kalangan sempat meragukan dia bisa kembali tampil cemerlang.

Namun, Stephen Curry tetap Stephen Curry. Tak peduli siapa rekan satu timnya, dia tetap pencetak poin terbanyak, yang dia buktikan pada sebagian besar dari 28 pertandingan pertama Golden State Warriors musim reguler ini.

Dari 28 laga itu, Warriors menang 15 kali dan kalah 13 kali. Memang bukan catatan bagus, jika dibandingkan dengan tujuh tim Wilayah Barat yang bercatatan menang-kalah lebih baik dari Warriors yang menduduki urutan kedelapan klasemen Wilayah Barat.

Warriors juga masih di bawah tiga teratas; Utah Jazz yang memuncaki klasemen Wilayah Barat dengan catatan menang-kalah 23-5, juara bertahan NBA Los Angeles Lakers menduduki urutan kedua dengan 22-7, dan LA Clippers menempati peringkat tingkat dengan 21-8.

Warriors tertinggal, padahal sebelum musim 2019-2020, selalu menjadi salah satu yang terbaik di wilayah ini.

Namun sepertinya Steph Curry tetap terbaik dan menarik perhatian banyak orang seperti dia dulu saat menjajah masa lewat kepiawaiannya mencetak poin di NBA.

Musim 2019-2020 Curry nyaris absen total akibat tangan retak dalam pertandingan kedua Warriors musim itu pada 30 Oktober. Cedera ini memaksanya menjalani operasi yang setelahnya membuat dia divonis mesti menepi tiga bulan.

Akibatnya, ditambah Kevin Durant yang hengkang dan Clay Thompson yang juga cedera, Warriors pun terpuruk. Tim yang musim sebelumnya runner up NBA itu dengan cepat menjadi tim terburuk di NBA karena terlalu seringnya menelan kekalahan.

Curry sempat kembali bermain 5 Maret 2020 sebelum musim reguler diinterupsi pandemi COVID-19. Namun ketika kompetisi dilanjutkan lagi 4 Juni dalam Gelembung NBA di Florida, Warriors tak masuk daftar 22 tim yang diundang ke gelembung itu karena statistiknya terlalu buruk.

Saat itu Warriors menulis catatan terburuk sepanjang sejarah NBA dengan 15 kali menang dan 50 kali kalah, sudah tak mungkin ke playoff.

Ketiadaan Curry membuat Warriors bagai anak ayam yang kehilangan induk. Tapi kini si induk ayam telah kembali.

Tetapi Point guard itu kini memimpin lagi tim yang dihuni para pemain muda yang kebanyakan baru kali ini bermain bersama pebasket yang sudah tiga kali juara NBA dan enam kali All-Star NBA tersebut.

Baca juga: 40 poin Stephen Curry paksa Magic tunduk kepada Warriors
Baca juga: Stephen Curry pimpin Warriors tundukkan Spurs

Selanjutnya: Curry memupus anggapan miringMemupus anggapan miring

Most Valuable Player (MVP) NBA dua kali itu langsung memupus anggapan miring bahwa dia tak akan bisa memulihkan reputasinya sebagai shooter terbaik di NBA.

Bayangkan, dari 28 laga NBA sejauh ini, dia menjadi pencetak poin paling banyak untuk timnya pada 23 laga. Itu belum termasuk dua pertandingan pramusim pertengahan Desember tahun lalu.

Walaupun efektivitas lemparannya yang tinggi tak selalu berhasil membuat Warriors menaklukkan lawan-kawannya di Wilayah Barat, ketajaman Curry tetaplah menakutkan.

Bahkan pada 4 Januari 2021 dia tampil mengerikan. Setelah kesulitan menemukan ritme pada pekan pertama musim reguler, Curry menciptakan poin terbanyak sepanjang karir dengan 62 poin saat Warriors menang 137-122 di kandangnya di Chase Center melawan Portland Trail Blazers.

Dia pun mengingatkan dunia bola basket bahwa dia masih dominan. ESPN menyebut penampilan istimewanya saat melawan Blazers itu sebagai performa terbaik Curry sepanjang karirnya.

Bagaimana tidak, dalam laga itu Curry memasukkan 18 dari total 16 lemparannya, termasuk 8 dari total 16 lemparan tiga angka. Dia juga hanya gagal satu kali pada 19 lemparan bebas, selain berhasil membuat lima rebound dan empat assist.

Curry juga segera menjadi pemain pertama sejak mendiang bintang Los Angeles Lakers Kobe Bryant pada 2005 yang mencetak paling sedikit 30 poin pada salah satu paruh masa pertandingan.

Sebelum dia mencetak 62 poin, guard Portland Trail Blazers Damian Lillard meragukan Curry akan secemerlang seperti masa keemasan Warriors dulu, apalagi banyak rekan satu timnya yang turut mengantarkan Warriors juara dan merajalela di NBA sudah tak ada di Golden State, termasuk Kevin Durant.

Krisis cedera dan fakta dia bermain dengan roster muda, kata Lilliard, akan membuat Curry "berat mencapai kualitasnya."

Lilliard bicara seperti itu karena melihat Curry pada pertandingan Warriors sehari sebelumnya juga melawan Blazers di mana Golden State kalah dalam selisih besar 25 poin, sementara Curry mencatat poin terburuknya di bawah 27 poin.

Namun Curry tak perlu menunggu 48 jam untuk membungkam Lilliard dan mengingatkan dunia bahwa dia masih tahu bagaimana bermain bagus.

Baca juga: Stephen Curry cetak 62 poin dan bawa Warriors tumbangkan Blazers
Baca juga: Curry dan Durant berhadapan dalam laga pembuka NBA


Selanjutnya: Curry sebagai pemimpin tim mudaPemimpin tim muda

Lilliard benar Curry kini bermain bersama roster muda yang kurang begitu berpengalaman. Namun Curry telah beradaptasi baik dengan roster ini dan memetik hal positif dari rekan-rekan mudanya itu.

Buktinya, setelah mencetak 62 poin, Curry mencatat efektivitas lemparan 51,6 persen, dan 46 persen untuk lemparan tiga angka. Yang menarik dia membukukannya ketika melawan tim-tim yang rapat menjaga dia.

Curry juga melewati catatan legenda NBA Michael Jordan sebagai guard yang minimal mencetak 25 poin dan efektivitas lemparan di atas 50 persen dalam sebelas pertandingan NBA berturut-turut.

Di luar itu semua, Curry juga memiliki aspek lain yang tak kalah pentingnya, yakni kepemimpinan.

Dan gaya kepemimpinan dia dalam tim sungguh menarik. Curry berhati-hati dalam berkata kepada rekan-rekan satu tim dan malah membuat dia terlihat berwibawa.

“Kepemimpinan dia ditempuh dengan cara yang tenang dan halus,” kata pelatih Warriors Steve Kerr seperti dikutip NBC. "Dia menyadari saat ini pendekatan inilah yang lebih penting sebelum menata roster."

Pendekatan timnya yang unik itu yang disertai disiplin dan selera humor yang tinggi, membuat rekan-rekan satu timnya terangkul.

"Saya punya kepribadian tertentu. Saya senang bercanda. Saya ingin nyambung dengan cara itu. Tapi juga ada disiplin dan fokus mengenai bagaimana saya mendekati pertandingan baik dalam latihan berlatih maupun bermain," kata Curry.

"Menemukan keseimbangan seperti itu selalu menjadi komponen besar untuk etos kerja yang Anda butuhkan agar berhasil pada setiap tingkatan," sambung dia.

Etos dan mental seperti ini pula yang membuat CEO Warriors Joe Lacob dan general manager Bob Myers tak ragu mengikat kontrak empat tahun senilai 44 juta dolar AS saat pertama menggandeng Curry pada 31 Oktober 2012.

Dan semua itu pula yang membuat dia tiga kali menjuarai NBA, superstar global, berkah untuk komunitasnya dan menjadi pujaan di Bay Area di San Francicso sampai mendorong terwujudnya arena baru basket pertama di San Francisco dalam kurun 78 tahun.

Kini dia membimbing pemain-pemain muda agar matang dan berkualitas di lapangan karena dia tahu kematangan dan kualitas mereka akan membuat poin-poin besar yang dia cetak membuat Warriors menduduki lagi singgasana NBA.


Baca juga: Bintang Warriors gelar pawai menentang rasisme di AS
Baca juga: Absennya Stephen Curry ternyata karena terkena influenza "musiman"
Baca juga: Kembali sehat, Stephen Curry tatap Olimpiade

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021