Milwaukee (ANTARA) - Presiden AS Joe Biden menyatakan optimisme pada Selasa bahwa mayoritas sekolah di AS akan buka di penghujung musim semi dan berjanji akan terus mempercepat program vaksinasi COVID-19, sambil mengatakan akan berupaya untuk mengangkat agendanya sendiri dengan berakhirnya peradilan pemakzulan Donald Trump.

Dalam program balai kota yang disiarkan di televisi, yang menyentuh isu-isu terkait pandemi, bantuan ekonomi, hubungan AS-China dan ras dan kepolisian, Biden juga berniat membangun dukungan publik untuk rencana bantuan virus corona senilai 1,9 triliun dolar AS, yang saat ini menunggu tindakan kongres.

"Sekarang waktunya untuk mengambil langkah besar," katanya dalam siaran 'prime-time' CNN, saat menjawab pertanyaan dari para pemilih di Pabst Theater yang terkenal di Milwaukee, Wisconsin. "Jika kami meloloskan RUU ini saja, kami akan menciptakan 7 juta pekerjaan tahun ini."

Dengan Senat AS telah membebaskan mantan Presiden Trump dalam persidangan pemakzulan keduanya pada hari Sabtu, Gedung Putih sangat ingin untuk terus maju dengan proposal Biden tentang ekonomi, COVID-19, perubahan iklim, dan kesenjangan rasial.

Biden sekali lagi menegaskan dia ingin membuka lembaran baru usai era Trump yang memecah belah. Saat pembawa acara CNN Anderson Cooper bertanya apakah dia setuju dengan pernyataan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi yang mengatakan para perwakilan Partai Republik yang memberikan suara agar Trump dibebaskan adalah pengecut, sang presiden menyatakan keberatan.

“Setelah empat tahun, pemberitaan dipenuhi oleh Trump,” kata Biden. “Dalam empat tahun ke depan, saya ingin memastikan bahwa pemberitaan dipenuhi dengan warga Amerika. Saya lelah membahas Trump. Dia sudah pergi.”

Setelah seorang guru dan orang tua menanyakan bagaimana rencana Biden untuk memastikan bahwa sekolah-sekolah dapat buka dengan aman di tengah pandemi, presiden Demokrat itu mengatakan dia mengantisipasi bahwa “kebanyakan” sekolah tingkat dasar dan menengah akan mengadakan kelas tatap muka lima hari dalam sepekan di akhir 100 hari pertamanya menjabat.

Dia juga meyakini bahwa para guru perlu diposisikan ke depan antrian untuk inokulasi.

“Saya rasa kita harus memvaksin para guru - kita harus memindahkan mereka ke atas di jalur hirarki,” ujar Biden, meski dia juga menggarisbawahi bahwa negara-negara bagian memiliki otoritas terkait prioritas vaksinasi, alih-alih pemerintah federal.

Biden berharap semua orang yang menginginkan vaksin bisa mendapatkannya pada Juli, saat pemerintahannya telah mengamankan dosis yang cukup untuk memvaksin semua warga Amerika. Namun dia juga mengingatkan bahwa pemulihan dari pandemi, yang telah membunuh lebih dari 485.000 orang di AS itu akan memakan waktu beberapa bulan, dan mendorong orang-orang untuk memakai masker, menjaga jarak sosial, dan mencuci tangan, untuk beberapa waktu ke depan.

Kunjungan pada hari Selasa itu, serta perjalanan yang dijadwalkan pada Kamis yang akan membawa Biden ke lokasi manufaktur vaksin di Michigan, menawarkan kesempatan bagi Biden untuk menggaungkan pentingnya rancangan undang-undang bantuan baru bahkan saat para anggota Republik tetap menentang biayanya yang besar.

Biden ingin Kongres mengesahkan legislasi dalam sepekan ke depan untuk dapat memberikan cek stimulus sebesar 1.400 dolar AS kepada warga AS dan mendorong bayaran pengangguran.

Sejumlah aspek dari rancangan itu, termasuk dorongan Biden untuk meningkatkan upah minimum menjadi 15 dolar AS per jam pada 2025, mungkin akan kesulitan mendapat dukungan yang cukup untuk dapat disahkan. Setelah seorang pelaku usaha menyuarakan kekhawatiran pada acara balai kota pada Selasa, Biden memberikan sinyal dirinya mungkin akan mempertimbangkan proses yang lebih bertahap.

Kunjungan Biden ke Wisconsin - sebuah negara bagian yang dia menangkan dengan margin tipis dalam langkahnya menuju kursi kepresidenan - merupakan kunjungan resmi pertama sejak dirinya menjabat pada 20 Januari lalu, meski dia telah mengunjungi negara bagian asalnya di Delaware dan retret presidensial Camp David.

Perjalanan pada Selasa itu juga menjadi penerbangan pertama Biden menggunakan pesawat kepresidenan, versi lebih besar dari Air Force One.
Baca juga: Biden: Trump tak tunaikan pekerjaannya soal program vaksin COVID
Baca juga: Biden: AS akan dukung rencana global perangi COVID-19


Sumber: Reuters

Penerjemah: Aria Cindyara
Editor: Suharto
Copyright © ANTARA 2021