Jakarta (ANTARA) -- Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan bahwa low season di industri properti kian terasa akibat pandemi Covid-19 yang masih melanda Tanah Air. Indonesia Property Market Index Q1 2021 menunjukkan terjadinya penurunan harga properti, kenaikan suplai, dan turunnya permintaan secara nasional pada Q4 2020 kemarin.
"Selain kondisi tersebut, tren properti di sejumlah wilayah favorit masih tetap terjaga. Jawa Barat dan Banten tetap menunjukkan kenaikan harga properti, terutama di Depok, Bekasi, Cikarang serta Tangerang. Hal lain yang dapat menjaga optimisme pasar properti di 2021 adalah masih tingginya pencarian properti secara tahunan," jelasnya.
Penurunan indeks harga properti lebih terlihat di sektor apartemen. RIPMI-H untuk apartemen berada pada angka 112,5 pada Q4 2020, turun 0,3% dibandingkan Q3 2020 dan 2,5% dibandingkan Q4 2019. Sementara itu, RIPMI-H untuk rumah tapak berada pada angka 115,6 pada Q4 2020, turun sebesar 0,4% dibanding kuartal sebelumnya namun secara tahunan masih tercatat naik sebesar 0,3%.
Berdasarkan data Rumah.com Indonesia Property Market Index, turunnya indeks harga pada Q4 2020 disebabkan oleh penurunan di sejumlah wilayah. Pada Q4 2020, RIPMI-H untuk wilayah DKI Jakarta turun sebesar 1,19 persen dibandingkan kuartal sebelumnya. DI Yogyakarta mengalami penurunan terbesar yakni sebesar 1,96 persen (quarter-on-quarter). Jawa Timur juga mengalami koreksi negatif sebesar 1,47 persen (quarter-on-quarter).
Sementara itu Rumah.com Indonesia Property Market Index – Suplai (RIPMI-S) menunjukkan adanya lonjakan suplai di tahun 2020. Di tengah penurunan harga ini, semua area terus menunjukkan peningkatan suplai hunian yang ingin terjual. Dalam dua kuartal terakhir, yakni Q3 dan Q4 2020, suplai properti mengalami peningkatan dengan rata-rata 37 persen per kuartal. Peningkatan ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata kuartalan dalam lima tahun terakhir, sebesar 11,2 persen per kuartal.
Data Rumah.com menunjukkan bahwa suplai properti residensial terbesar masih datang dari DKI Jakarta, yakni sebesar 32 persen dari total suplai nasional. Sementara itu, Jawa Barat menyumbang suplai sebesar 30 persen, diikuti Banten (17 persen), dan Jawa Timur (12 persen).
Marine menambahkan bahwa turunnya harga properti dan naiknya suplai properti menunjukkan bahwa pasar properti masih berada dalam situasi buyer’s market. Bagi konsumen yang sudah siap secara finansial, inilah saat terbaik untuk membeli properti. Konsumen akan dimanjakan oleh melimpahnya pilihan properti dengan harga yang bersaing. Bagi pengembang properti, wilayah-wilayah penyangga kota besar dengan pembangunan infrastruktur transportasi umum dan jalan tol masih akan menjadi incaran konsumen.
“Adanya program vaksinasi nasional Covid-19 yang telah dimulai pada 13 Januari 2021 diharapkan bisa berjalan lancar dan efektif sehingga pandemi bisa segera teratasi. Melalui program vaksinasi ini, kita semua berharap situasi dapat kembali normal, termasuk aktivitas ekonomi, terutama di industri properti karena bangkitnya sektor properti memiliki dampak turunan terhadap lebih dari 170 sektor industri terkait,” pungkas Marine.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021