Sementara itu, Neny Sulistiowati berbisnis kuliner setelah belajar masak secara otodidak melalui resep dari Google. Neny dan adik bungsunya terlahir spesial dibanding kakak-kakaknya karena bertubuh tidak lebih tinggi dari 100cm. Ketika mengenyam pendidikan formal, Neny merasa tidak percaya diri untuk dapat diterima bekerja di perusahaan manapun. Lulus SMA, Neny mengajar anak SD dan SMP di lingkungan tempat ia tinggal untuk menyelesaikan PR selama sepuluh tahun sebelum memutuskan berwirausaha.

Pada pertengahan tahun 2015, Neny memulai bisnis kue yang ia namakan Dapur8. Menurutnya, dapur adalah jiwa dari sebuah rumah tangga, sedangkan angka 8 diambil dari nomor rumah yang ditinggali dan juga harapan agar usahanya terus berjalan tanpa putus seperti angka 8.

"Saya memulai bisnis ketika sudah ada media sosial, dari awal pemasaran saya lewat media sosial, kalau dulu melalui FB dan story Blackberry," kata Neny kepada ANTARA melalui aplikasi pesan.

Baca juga: Wamendag dorong pengembangan UMKM bersama Google

Lewat promosi secara daring, usahanya lebih banyak dikenal dan bisa menjangkau konsumen yang lebih luas. Tapi di sisi lain dia juga ditantang untuk menghadapi karakter konsumen yang bermacam-macam serta urusan seperti ongkos kirim.

Mampu beradaptasi dan terus berinovasi adalah cara Neny bertahan di tengah pandemi.

Mulanya, Dapur8 hanya menerima pesanan kue ulang tahun, namun ketika pandemi Covid-19 menghantam di tahun 2020, Neny sadar semua orang lebih memprioritaskan untuk makan makanan sehari-hari dibanding kue karena omzetnya mulai menurun. Ia pun mengikuti kelas virtual Gapura Digital mengenai cara mengoptimalkan sosial media untuk bisnis.

Dia mempelajari bahwa target pasar yang dituju harus spesifik dan sesuai dengan minat masyarakat. Juga mencari konten yang cocok di tengah pandemi ini. Setelah pelatihan virtual, dia menyesuaikan konten dan berinovasi untuk membuka paket nasi kotak bulanan bagi komunitas sosial.

Menurut Neny, salah satu ilmu yang ia dapatkan dari kelas tersebut adalah membuat foto dan video produk menarik. Ia sadar tantangan terbesar ketika berbisnis sekarang adalah bagaimana menarik minat netizen melalui konten yang ditampilkan di platform media sosial.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebutkan perlu upaya terintegrasi dalam satu ekosistem untuk menciptakan wirausaha muda yang inovatif dan berkelanjutan.

Teten mengatakan pentingnya sinergi, peran, dan kontribusi para pemangku kepentingan, baik pemerintah, swasta, organisasi, masyarakat, dan pihak lain dalam mewujudkan hal tersebut.

Salah satu program strategis Kementerian Koperasi dan UKM dalam pengembangan Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) adalah mendorong pelaku UKM untuk masuk ke pasar ekspor dan transformasi digital serta rantai nilai, memperkuat penyaluran dana bergulir, yang fokus pada penyaluran koperasi yang menghimpun UKM pada sektor-sektor produktif.


Baca juga: Google Shopping hubungkan UMKM dengan konsumen

Baca juga: Google Indonesia perbanyak UMKM NTB ikut pelatihan usaha digital

Baca juga: Google edukasi pelaku UMKM manfaatkan teknologi internet

Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021