Jakarta (ANTARA) - Riset dan inovasi menjadi kunci utama dalam penanggulangan berbagai kebutuhan bangsa dan negara.
Dalam hal ini, Pemerintah Indonesia terus mendorong para peneliti dan akademisi untuk melahirkan beragam inovasi dan teknologi yang bisa menjadi jawaban atau solusi bagi permasalahan bangsa termasuk dalam penanganan pandemi COVID-19 dan bencana.
Dengan melandaskan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi, maka negara mampu berdaya saing di kancah global dan mampu bergerak menjadi negara maju.
Dengan visi untuk menjadi negara yang berdaya saing dan berdaulat berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi pada 2045, Pemerintah Indonesia mendukung pembiayaan riset-riset unggulan.
Riset-riset tersebut diharapkan dapat menjawab empat sasaran utama yakni teknologi tepat guna, substitusi impor dan produk lokal, komersialisasi dan nilai tambah, serta teknologi terkini (frontier technoloogy).
Dalam mendukung ekosistem yang baik bagi jalannya penelitian-penelitian unggulan, maka Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Riset dan Teknologi mengalokasikan dana hibah riset Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) 2021 sebesar Rp399,3 miliar.
Riset-riset tersebut berkutat pada sembilan bidang fokus Prioritas Riset Nasional yakni kesehatan dan obat, pangan dan pertanian, energi baru dan terbarukan, transportasi, produk rekayasa keteknikan, pertahanan dan keamanan, kemaritiman, sosial humaniora, seni budaya, pendidikan, serta bidang riset lainnya (multidisiplin dan lintas sektor).
Penanganan COVID-19, penanggulangan kebencanaan, ketahanan pangan menjadi sasaran dari riset-riset unggulan 2021 yang dibiayai melalui skema PTNBH atau Biaya Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) tersebut.
Dana hibah itu membiayai sebanyak 3.122 judul penelitian yang mencakup 1.694 riset dasar, 664 judul riset terapan, dan 764 judul penelitian peningkatan kapasitas riset.
Beragam penelitian unggulan tersebut dilakukan oleh 12 perguruan tinggi penerima hibah penelitian PTNBH tahun anggaran 2021, yakni Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Institut Pertanian Bogor, Universitas Padjajaran, Universitas Sumatera Utara, Universitas Hasanuddin, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Pendidikan Indonesia, serta Universitas Sebelas Maret.
Baca juga: Menristek dorong pengolahan data citra satelit penginderaan jauh
Baca juga: Menristek: Peningkatan anggaran litbang untuk dorong hilirisasi riset
Ragam penelitian
"Mudah-mudahan pangalokasian anggaran ini bisa memicu kegiatan riset dan inovasi yang lebih produktif lagi, dan lebih intensif lagi di masing-masing institusi," kata Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro dalam acara pengumuman Pendanaan Penelitian untuk PTNBH yang ditayangkan secara virtual, Jakarta, Selasa.
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang itu mengharapkan dengan penggunaan anggaran itu, maka output yang dihasilkan harus maksimal.
Senada dengan Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) juga mendorong perguruan tinggi untuk terus berkiprah menghasilkan berbagai inovasi dan teknologi yang terbaik dan terbaru dan mampu menjawab tantangan dalam negeri dan dunia.
Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Nizam menuturkan dalam masa pandemi COVID-19, perguruan tinggi secara aktif menghasilkan berbagai produk inovasi dan teknologi untuk upaya mitigasi pandemi COVID-19 melalui penciptaan berbagai alat kesehatan, obat-obatan dan implementasi terapi seperti ventilator dan alat skrining dan diagnostik COVID-19.
Tidak berhenti sampai di situ, penelitian-penelitian untuk penanganan COVID-19 kembali menjadi sasaran di tahun anggaran 2021 melalui pemberian dana hibah PTNBH.
Kegiatan riset tersebut antara lain yang dilakukan Institut Teknologi Sepuluh Nopember berupa face mounted PAPR untuk menyaring virus COVID-19 berukuran 0,1 mikro dengan dan tanpa kaca mata, dan electronic nose berbasis integrasi Internet of Things (IoT) dan komputasi cloud untuk deteksi COVID-19 menggunakan keringat ketiak pasien.
Ada juga riset terkait ventilator critical care berbasis ambu bag dari Institut Teknologi Bandung, desain rumah sederhana pasca COVID-19 dari Universitas Sumatera Utara, dan penelitian dari Universitas Pendidikan Indonesia terkait potensi supplement nanocurcumin dalam membantu pengobatan COVID-19 melalui kemampuannya mengurangi badai sitokin pada paru-paru.
Sementara riset-riset yang berhubungan dengan penanganan bencana antara lain alat early warning system (EWAS) gempa bumi, dan pipa tancap untuk pemadam kebakaran gambut dari Universitas Indonesia; Amadu Seismograph yang merupakan platform sistem peringatan dini berbasis IoT dari Universitas Gadjah Mada; dan pengembangan smart UAV berbasis IoT penanganan bencana dari Institut Teknologi Bandung.
Di bidang pangan, juga terdapat beragam riset unggulan, antara lain riset tentang peningkatan produktivitas cabai, peningkatan kualitas minyak ikan tuna dalam negeri sebagai sumber DHA, perakitan varietas padi hitam unggul berdaya hasil tinggi untuk bahan pangan fungsional.
Lalu, peningkatan produktivitas bawang merah secara terpadu dengan best practices presisi dan pertanian ramah lingkungan, serta seleksi cepat biomarka pengontrol sifat keempukan daging domba menggunakan digital gene expression. Semua riset ini dilakukan oleh Institut Pertanian Bogor.
Baca juga: Pemkot Bogor terima hibah mobile lab BSL-2 dari Kemenristek/BRIN
Baca juga: Kemenristek-Kemenkes bentuk tim surveilans mutasi COVID-19
Penelitian unggulan
Di samping itu, masih ada penelitian-penelitian unggulan 2021 di berbagai bidang lain termasuk alat automatic water sampler, pengembangan prosthesis sendi panggul berbahan keramik dengan metoda rapid prototyping, dan pembuatan mesin atomisasi plasma untuk fabrikasi serbuk logam dari Universitas Indonesia.
Universitas Gadjah Mada juga mendapat dana hibah untuk melakukan riset, antara lain aplikasi seluler mendukung penanganan tuberkulosis resisten obat, electronic tongue berbasis larik membran selektif ion sebagai detektor narkoba, dan IMODET (IMU Motion Detection and Tracker).
Penelitian-penelitian dari Institut Teknologi Bandung antara lain prosesor AI teknologi system on chip, dan alat portabel pengukur kadar partikel polutan udara dan mobile monitoring.
Selain itu, ada kegiatan riset dari Universitas Airlangga yang mencakup antara lain instrumen dento E-Nose untuk deteksi dini non invasif penyakit gigi dan mulut, biomaterial anti adhesi intraperitoneal untuk kasus operasi penjahitan organ pencernaan, penyelamatan genetik kambing lokal, fiber optic sensor berbasis microfiber untuk deteksi kadar mineral (ZN) dalam suplemen makanan, dan otomatisasi sistem pengendali dosis terapi elektrostimulator.
Universitas Diponegoro melakukan penelitian antara lain model sistem informasi communal, sistem pengeringan dengan media udara didehumudifikasi, teknologi beras analog sagu, manufaktur dan komersialisasi produk kaki palsu, modifikasi pati sagu, dan U-ceramic enceng gondok.
Sejumlah riset juga dilakukan Universitas Padjajaran seperti pengembangan fine bubble generator untuk wastewater treatment plant, pengembangan teknologi aplikasi smartphone untuk peningkatan kepatuhan pasien pada terapi tuberkulosis di Indonesia, dan fabrikasi RGB luminescent polymer nanocomposite untuk aplikasi pencahayaan buatan LED.
Tidak berhenti sampai di situ, penelitian-penelitian lain juga datang dari Universitas Sumatera Utara yakni Kom-Star sebagai mesin pengomposan otomatis, dan pemanfaatan limbah styrofoam dalam pembuatan bahan bakar biodiesel.
Ada pula penelitian detection of temporomandibular muscle disorder in children, development of android-based electromyography tools (EMG Dentosmart) dari Universitas Hasanuddin.
Institut Teknologi Sepuluh Nopember juga ambil bagian dalam penggunaan dana hibah tersebut untuk riset berupa autonomous-car pengembangan modul komunikasi bergerak untuk mendukung sistem navigasi pada kendaraan swa kemudi.
Universitas Pendidikan Indonesia juga melakukan penelitian antara lain pembuatan advanced photocatalyst untuk pengolahan air limbah, dan pengembangan membran polimer magnetik sebagai sensor getaran untuk sistem energy harvester menggunakan proses micro-electro-mechanical system.
Sedangkan riset yang dilakukan Universitas Sebelas Maret antara lain literasi media dengan pendekatan inovatif untuk mencegah delokalisasi prostitusi di kalangan remaja, baterai sodium ion, dan kendaraan roda dua berbasis plug-in hybrid electric vehicle terjangkau.
Kegiatan penelitian unggulan tersebut diharapkan dapat menghasilkan inovasi dan teknologi yang memberikan manfaat bagi pembangunan serta perekonomian bangsa untuk kesejahteraan masyarakat sekaligus meningkatkan daya saing Indonesia di kancah global.*
Baca juga: Kemristek serahkan perangkat penanganan COVID-19 ke Jawa Barat
Baca juga: Triwulan I 2021 target Unair serahkan bibit vaksin ke perusahaan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021