Banjarmasin (ANTARA) - Tahun 2021 bisa dikatakan menjadi tahun kedua dunia diterpa pandemi COVID-19 tak terkecuali Indonesia. Semua sektor masih terpukul meski ada juga sebagian yang bangkit perlahan.
Roda perekonomian menjadi salah satu yang terdampak. Banyak usaha merugi, bahkan ada yang gulung tikar tak mampu bertahan. Namun tak sedikit pula justru mengeruk untung dari situasi sekarang.
Menyadari peran strategisnya membangkitkan sektor usaha, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) pun terus berupaya mendorong para pelaku usaha tetap bisa bertahan.
Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Hipmi Mardani H Maming mengatakan anak muda yang menjadi pengusaha harus menjadi motor penggerak yang tak mudah menyerah dalam situasi sesulit apapun.
"Kita harus bisa bertahan di tengah pandemi. Buktikan semangat bertarung anak muda dan yakinkan kita pasti bisa melalui masa-masa berat ini," kata dia kepada ANTARA.
Mardani yang dilantik pada tanggal 15 Januari 2020 sebagai Ketum Hipmi masa bakti 2019-2022 dihadapkan pada tantangan mewabahnya COVID-19 di tahun pertama kepemimpinannya mengomando para pengusaha muda di tanah air.
Sejumlah program menggelorakan semangat berwirausaha sejak dini yang sempat berjalan terpaksa dihentikan sementara seperti HIPMI To School, HIPMI Go To Pesantren dan HIPMI Go To Kampus.
Padahal dalam setiap kegiatannya, Hipmi mengedukasi secara sistematis para pemuda yang ingin membangun usaha. Anak muda dibimbing dalam menerapkan strategi bisnis menghadapi persaingan di era perkembangan industri 4.0 melalui workshop, pelatihan softskill hingga pengawalan cara mendirikan perusahaan dan mendapatkan investor.
Hipmi bahkan memberikan modal usaha masing-masing Rp10 juta untuk 10 mahasiswa terpilih proposal usahanya di setiap kegiatan HIPMI Go To Kampus yang disambanginya.
Menyikapi pandemi COVID-19, Hipmi membangun optimisme agar bisnis bertahan. Anak muda harus jadi pemenang sebagai pengusaha tangguh menghadapi setiap tantangan. Untuk itu, engusaha muda harus melakukan transformasi menggunakan teknologi digital dalam menjalankan usaha yang sebelumnya memang telah banyak diterapkan di masa kini.
Hipmi juga menggalang anggotanya di seluruh nusantara yang bergerak di bidang manufaktur Alat Pelindung Diri (APD) untuk membantu pemerintah memenuhi kebutuhan alat kesehatan untuk petugas medis penanganan pasien COVID-19.
Melalui gerakan Hipmi Peduli yang masif dilakukan sejak awal pandemi, agar anggota Hipmi semangat memberikan kontribusi nyata dalam upaya mencegah dan menanggulangi wabah virus corona. Di samping tetap bertahan menjalankan bisnis demi menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Sejumlah kebijakan pemerintah pun dinilai Hipmi telah berpihak kepada pengusaha. Di antaranya anggaran Rp70,1 triliun insentif perpajakan dan stimulus Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Kemudian restrukturisasi kredit serta penjaminan dan pembiayaan dunia usaha terutama Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) turut mendukung kebijakan yang berpihak pada dunia usaha. Termasuk disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja diyakini dapat mendorong pembukaan lapangan kerja dan menumbuhkan UMKM, selain juga memperbaiki iklim investasi di Indonesia.
"Sinergi positif antara pemerintah dan pengusaha ini harus dijaga untuk membangun perekonomian bangkit dari keterpurukan akibat pandemi," cetus pendiri PT Batulicin Enam Sembilan Group dan PT Maming Enam Sembilan itu.
Begitu pula upaya Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menghapus praktik monopoli proyek pemerintah menjadi angin segar bagi pengusaha muda agar lebih berkembang. Sebagaimana pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir yang meminta perusahaan negara untuk memprioritaskan proyek bernilai kecil dialihkan ke pelaku industri UMKM.
Saatnya pengusaha muda yang umumnya memiliki bidang usaha kategori UMKM diberikan kesempatan lebih luas untuk mengembangkan bisnis. Salah satu pintu masuknya yaitu dapat menggarap proyek pembangunan dalam negeri yang banyak tersedia dari pemerintah.
Beragam kerja sama pun dijalin Hipmi sebagai wujud eksistensi memperjuangkan pengusaha muda dapat melebarkan sayapnya di dunia usaha.
Mardani mengawali langkahnya melalui penandatanganan nota kesepahaman dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk Silmy Karim dalam rangka kolaborasi membangun kemandirian industri baja nasional, khususnya untuk memajukan UMKM di sektor ini.
Berikutnya bersinergi dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk melahirkan 5.000 wirausaha muda di tengah pandemi COVID-19. Dia mengapresiasi Kemenpora dengan melahirkan kader wirausaha muda termasuk 34 sentra kewirausahaan pemuda dan 470 akses permodalan.
Sebagai inkubator bagi anak muda belajar memulai usaha, Hipmi juga mengharapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dapat memberikan ruang seluas-luasnya bagi mahasiswa menjalankan bisnis di kampus tanpa ada kendala terkait perizinan dari pimpinan perguruan tinggi.
Kemudian di awal tahun 2021, kerja sama BPP Hipmi dan PT Garuda Indonesia mewujudkan kolaborasi swasta dan BUMN untuk memajukan perekonomian bangsa.
Dalam salah satu poin kerja sama bisnis antara UMKM Hipmi dan Garuda dengan platform e-commerce Garuda Indonesia dan juga perdagangan secara offline.
Pada Februari 2021, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menggandeng Hipmi untuk memfasilitasi kemitraan antara investor besar dengan UMKM.
Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan BKPM sebagai koordinator yang melakukan penilaian kinerja kementerian/lembaga (K/L) dan pemerintah daerah akan melibatkan Hipmi sebagai tim penilai kinerja K/L dan daerah dalam mengurus perizinan investasi.
Sedangkan Ketum Hipmi menyebut kolaborasi tersebut merupakan implementasi dari Undang-Undang Cipta Kerja terkait bagaimana investor asing dapat bekerjasama dengan UMKM.
Menyemai kesejahteraan
Guru Besar Bidang Sosial dan Politik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Dr H Budi Suryadi melihat Hipmi menjadi salah satu wadah harapan tumbuhnya semangat pengusaha muda yang mampu ambil bagian menyemai kesejahteraan masyarakat dengan membangun usaha kerakyatan yang mampu menyerap tenaga kerja.
"Harapannya Mardani bersama Hipmi tetap mendorong kemajuan kelompok anak muda untuk bisa mandiri dan bahkan menjadi lokomotif tumbuhnya perekonomian," kata Budi.
Aksi nyata memajukan sektor ekonomi di bawah Hipmi dalam setahun terakhir sama persis ketika putra "Bumi Bersujud" Kabupaten Tanah Bumbu itu memimpin tanah kelahirannya sebagai Bupati Tanah Bumbu di Kalimantan Selatan.
Budi juga mengapresiasi pembangunan sumber daya manusia melalui pemberian beasiswa pendidikan yang gencar dilakukan Mardani dari sejak dulu menjabat bupati hingga sekarang.
Untuk itulah, Hipmi yang kini dikomando sosok kelahiran Batulicin, 17 September 1981 itu diyakini Budi dapat terus menunjukkan geliatnya membangkitkan ekonomi di tengah terjangan dahsyat pandemi.
Inovasi
Perekonomian Indonesia mengalami pukulan berat dari COVID-19. Pada tahun 2020 pertumbuhan ekonomi terjun bebas di level negatif 2.07 persen. Ini adalah yang terburuk sejak krisis moneter dan ekonomi tahun 1998.
Kontraksi ekonomi ini memang tidak separah yang dialami negara-negara lain. Bahkan sejak pertumbuhan jatuh di minus 5.32 persen di triwulan II 2020, kedalaman kontraksi menjadi lebih rendah, yaitu berada pada angka negatif 2,20 persen pada triwulan IV 2020.
Strategi ekonomi pemerintah pada masa pandemi tampaknya berhasil menahan kontraksi ekonomi yang lebih dalam. Hanya saja strategi tersebut harus dibayar mahal dengan semakin memburuknya kondisi kesehatan masyarakat akibat pandemi.
Pengamat ekonomi dari Universitas Lambung Mangkurat Hidayatullah Muttaqin SE, MSI, Pg.D mengatakan kunci pemulihan ekonomi adalah pengendalian pandemi COVID-19.
Hal ini sudah dibuktikan oleh China. Langkah cepat lockdown dan strategi 3T yang luar biasa masifnya pada awalnya memang membuat perekonomian China tersungkur di triwulan I 2020 ke level minus 6,80 persen. Tetapi pada 3 triwulan berikutnya, perekonomian sudah tumbuh positif sehingga pada tahun 2020 tidak terjadi kontraksi.
Perekonomian China tumbuh positif 2,3 persen meninggalkan negara-negara lain yang enggan menerapkan lockdown di masa awal pandemi.
Di sinilah diperlukan inovasi untuk mempercepat penanganan pandemi dan juga inovasi untuk pemulihan perekonomian.
Di tengah dunia yang semakin digital dan terdisrupsi baik dari sisi cara berproduksi, berdagang dan bertransaksi, berinteraksi dan berkomunikasi, pandemi menjadi katalisatornya. Semua harus berubah jika tidak ingin tergilas disrupsi dan pandemi.
Pemerintah perlu menginisiasi agar pasar tradisional terdigitalisasi. Tentu ini bukan program dengan orientasi jangka pendek tetapi jangka menengah dan panjang. Sebab pandemi dapat berlangsung dalam waktu lama bila cara penanganannya adalah business as usual (BAU).
Ada dua tujuan yang dapat diraih dengan digitalisasi pasar tradisional. Pertama, untuk mengurangi tingkat kepadatan pasar tradisional dalam kegiatan transaksi sehari-hari. Sebab sudah dipahami bahwa penerapan protokol kesehatan di pasar tradisional sulit dilakukan akibat sempitnya ruang pasar tradisional untuk bisa menjaga jarak (physical distancing).
Dengan mengurangi kepadatan pasar tradisional, maka potensi penularan COVID-19 dapat dikurangi.
Kedua, mempersiapkan para pedagang pasar tradisional agar dapat bertahan dan berkembang maju di tengah terjangan jaringan pasar retail modern dan toko-toko daring khususnya yang hadir melalui aplikasi marketplace.
Bagaimana peran dunia usaha? Dalam contoh kasus pasar tradisional, swasta dapat hadir dengan menciptakan platform bagi para pedagang di pasar tradisional.
Platform ini untuk mempermudah pemasaran dan transaksi pedagang dengan konsumen lokal akan produk-produk segar dan sembako secara cepat mendekati pengalaman berbelanja langsung.
Di sinilah pentingnya menjadikan musibah pandemi ini untuk mengambil sisi baiknya dan menemukan bagaimana inovasi dalam kebijakan ekonomi dan juga kegiatan dunia usaha serta kegiatan ekonomi masyarakat.
Baca juga: OJK bersinergi dengan Hipmi dorong pemulihan ekonomi
Baca juga: Hipmi Jaya optimistis program PEN dorong ekonomi kembali bergeliat
Baca juga: Hipmi: Ekonomi Indonesia dalam tren positif
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2021