Data yang diterima di ANTARA di Jakarta, Selasa menunjukkan dari 1.120.963 tenaga kesehatan itu, 537.147 orang di antaranya telah menjalani vaksinasi kedua atau bertambah 54.522 orang dari data pada Senin (15/2).
Berdasarkan pendataan yang dilakukan Kementerian Kesehatan, vaksinasi ditargetkan akan dilakukan terhadap 1.468.764 tenaga atau sumber daya manusia kesehatan (SDMK).
Baca juga: Wapres: Program vaksinasi COVID-19 nasional tidak boleh gagal
Pemerintah sendiri menargetkan 181.554.465 orang akan menjalani vaksinasi COVID-19, yang terdiri dari dua dosis. Angka itu mewakili sekitar 70 persen dari total penduduk Indonesia yang diperlukan untuk mendapatkan kekebalan kelompok atau herd immunity.
Sebelumnya, pada Selasa (16/2) ini Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin COVID-19 produksi PT Bio Farma yang memakai bahan baku vaksin dari perusahaan farmasi Sinovac dari China.
Baca juga: Menko Airlangga sebut tes COVID-19 RI lampaui standar WHO
Menurut Kepala BPOM Penny K. Lukito, meski memakai bahan sama dengan Vaksin Sinovac yang sudah dipakai sejak Januari 2021 untuk program vaksinasi nasional, namun vaksin produksi Bio Farma tetap harus menjalani uji khasiat dan keamanan.
"Walau vaksin COVID-19 di Bio Farma sama kandungan, profil, khasiat dan keamanan dengan Vaksin Sinovac yang telah mendapat EUA, namun ini membutuhkan pengujian, evaluasi khusus dan pemberian EUA terpisah karena beda tempat produksi dan kemasan," ujarnya.
Baca juga: Komisi VI DPR mengapresiasi program vaksinasi nasional
Penny menjelaskan bahwa CoronaVac, yang merupakan vaksin COVID-19 buatan Sinovac, menggunakan kemasan dosis tunggal, sedangkan vaksin produksi Bio Farma dikemas dengan multidosis.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021