Pada suntikan pertama, antibodi yang muncul baru 60 persen
Jakarta (ANTARA) - Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan vaksinasi COVID-19 dosis kedua akan meningkatkan antibodi hingga 99 persen.
"Antibodi yang kita harapkan (dari vaksinasi) lebih dari 95 persen, baru akan tercapai setelah dua kali suntikan dalam rentang waktu tertentu," kata Siti Nadia dalam keterangan pers virtual yang disaksikan melalui Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan untuk vaksin Sinovac pemberian dosis pertama dan kedua vaksin diberikan rentang 14 hari.
"Pada suntikan pertama, antibodi yang muncul baru 60 persen. Kemudian setelah 14 hari kemudian disuntik lagi vaksin kedua, antibodi yang muncul bisa 99 persen," ujar dia.
Dia menyampaikan untuk mengoptimalkan vaksin, maka vaksinasi harus dilakukan dua kali penyuntikan dengan rentang waktu yang telah ditentukan.
Adapun setelah vaksinasi, seseorang masih mungkin terserang COVID-19. Hanya saja, dengan vaksinasi seseorang akan memiliki pertahanan tubuh yang tidak membuatnya menjadi sakit.
"Kalau pun virusnya (yang menyerang) lebih kuat, berdasarkan uji klinis vaksin akan memberikan perlindungan terhadap gejala COVID-19 berat atau mematikan," ujar dia.
Baca juga: Prediksi Kemenkes, kasus COVID-19 akan meningkat seiring tes masif
Baca juga: 145.901 tenaga kesehatan telah divaksinasi COVID-19
Baca juga: Pemerintah hanya gunakan rapid test rekomendasi WHO untuk tes COVID-19
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021