Masalah tanah ini sangat kompleks, kalau Badan Pertanahan Nasional (BPN) bekerja sendiri tidak mungkin bisa, karena beberapa masalah pertanahan ini ada dimensi hukum dan adatnya, sehingga perlu kolaborasi dengan polisi dan masyarakat,

Jakarta (ANTARA) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) menilai bahwa penyelesaian masalah tanah di Indonesia memerlukan kolaborasi berbagai pihak, mengingat masalah tersebut kerap tidak sederhana.

"Masalah tanah ini sangat kompleks, kalau Badan Pertanahan Nasional (BPN) bekerja sendiri tidak mungkin bisa, karena beberapa masalah pertanahan ini ada dimensi hukum dan adatnya, sehingga perlu kolaborasi dengan polisi dan masyarakat," kata Fungsionaris Badan Pengurus Pusat Hipmi Nuril Anwar lewat keterangannya diterima di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Regulasi sertifikat elektronik harus dapat hilangkan mafia tanah

Nuril menambahkan sejauh ini Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil sudah melakukan banyak terobosan.

"Kalau kita lihat kinerja Menteri sudah sangat baik, semua pengurusan tanah cepat, transparan. Hanya saja pasti masih ada oknum-oknum nakal itu pekerjaan rumah yang harus dibereskan," tegasnya.

Baca juga: Kementerian ATR/BPN: Sertifikat tanah elektronik dilaksanakan bertahap

Nuril menyampaikan hal tersebut terkait ramainya pemberitaan tentang sengketa dan penyerobotan tanah, di mana yang terbaru adalah masalah tanah yang dialami Mantan Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal.

Menurut Nuril, persoalan itu dapat dijadikan momentum pemerintah untuk pembersihan mafia tanah.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021