Perusahaan-perusahaan unicorn ini secara stabil telah menarik semakin banyak investasi masuk Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Hasil riset yang dilakukan oleh perusahaan multinasional Michael Page menyebutkan bahwa munculnya perusahaan unicorn (usaha rintisan dengan nilai kapitalisasi lebih dari 1 miliar dolar AS) meningkatkan investasi masuk ke Indonesia.
Presiden Direktur Michael Page Indonesia, Olly Riches, dalam siaran pers di Jakarta, Kamis, menyatakan kesuksesan Indonesia dalam menarik investasi asing juga terkait dengan bermunculannya bisnis berskala unicorn selama jangka waktu sekitar lima tahun terakhir.
"Ini telah membuat Indonesia menonjol di tingkat global sebagai negara yang memiliki potensi sangat tinggi. Perusahaan-perusahaan unicorn ini secara stabil telah menarik semakin banyak investasi masuk Indonesia," kata Olly Riches.
Menurut dia, sejumlah sektor yang merintis munculnya pertumbuhan yang luar biasa di Indonesia antara lain berasal dari sektor teknologi dan e-commerce.
Hal tersebut dinilai juga telah membuat banyak perusahaan asing yang berpikir untuk lebih besar lagi dalam berinvestasi di Indonesia.
"Kami melihat semakin banyak minat untuk berbisnis di Indonesia bagi banyak perusahaan untuk mengembangkan jejak global mereka," katanya.
Ia berpendapat bahwa alasan utama dari hal itu terletak di dalam faktor demografi, di mana Indonesia dikenal sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara.
Selain itu, ujar Olly Riches, populasi yang relatif muda di Indonesia serta semakin bertambahnya kelas menengah di negeri ini juga membuat faktor ketertarikan untuk berinvestasi dari beragam industri.
Kajian yang dilakukan pihaknya juga menunjukkan bahwa separuh atau sekitar 50 persen dari kalangan profesional yang mencari karier di Indonesia adalah WNI yang sedang atau kembali dari luar negeri.
Sebagaimana diwartakan, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp184,46 triliun untuk pembiayaan investasi pada 2021 untuk enam program dengan alokasi terbesar bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang pendidikan sebesar Rp66,4 triliun.
“Ini pembiayaan inovatif walaupun COVID tapi kami tetap menjaga momentum pembangunan infrastruktur dan kualitas SDM,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI secara virtual di Jakarta, Senin (8/2).
Menurut Menkeu, alokasi bidang pendidikan itu diberikan untuk Badan Layanan Umum (BLU) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) sebesar Rp20 triliun, dana abadi penelitian Rp3 triliun, dana abadi kebudayaan Rp2 triliun.
Kemudian, dana abadi perguruan tinggi Rp4 triliun dan cadangan pembiayaan pendidikan sebesar Rp37,4 triliun.
“Dari segi belanja sering ada ketidakpastian mengenai realisasi maka kita perlu membuat mekanisme cadangan pembiayaan pendidikan,” katanya.
Kemudian, alokasi kedua diberikan untuk akselerasi pembangunan infrastruktur mencapai Rp26,27 triliun yang ditujukan untuk infrastruktur transportasi, ketahanan energi, kemandirian alat utama sistem persenjataan dan daya saing investasi.
Baca juga: BEI dukung perusahaan teknologi dan startup melantai di bursa
Baca juga: Pemerintah harap tiga "unicorn" baru hadir tahun ini
Baca juga: Menristek harapkan unicorn dan perusahaan besar bina startup baru
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021