Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengatakan cara berpikir wasathy atau moderat, dinamis, dan tidak ekstrem dalam beragama Islam dapat mengembalikan era keemasan peradaban Islam seperti saat tahun 800 hingga 1258 Masehi.
Pada masa tersebut, lanjut Wapres, peradaban Islam menjadi supremasi dari peradaban global, di mana Islam menyumbangkan berbagai ilmu pengetahuan yang menjadi dasar peradaban modern saat ini, seperti ilmu kedokteran, fisika, aljabar, dan astronomi.
"Cara berpikir manhaj al-fikr seperti apa yang bisa menjadi sumber terbentuknya peradaban Islam sebagaimana terjadi di era keemasan Islam? Jawabannya adalah cara berpikir wasathy, yaitu cara berpikir yang moderat, dinamis, namun tetap dalam koridor manhaji dan tidak ekstrem," kata Wapres Ma’ruf dalam Seminar Internasional berjudul Membangun Peradaban Islam berbasis Masjid secara daring dari Jakarta, Kamis.
Baca juga: Wapres: Pengarusutamaan Islam "wasathiyah" mendesak untuk dilakukan
Menurut dia, cara berpikir merupakan kunci utama yang menentukan kemajuan atau kemunduran suatu peradaban. Cara berpikir moderat dan dinamis memiliki arti untuk memahami ajaran Islam tidak hanya secara tekstual, melainkan juga mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan.
"Namun, dalam menyikapi persoalan di kehidupan sehari-hari umat Islam tidak bisa juga bergantung sepenuhnya pada ilmu pengetahuan dan mengabaikan motivasi agama, karena hal itu akan menimbulkan pola pikir liberal," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, harus ada batasan dalam menjalankan kehidupan beragama, yakni di tengah-tengah antara tidak berpedoman pada teks semata dan tidak menjadi liberal.
Baca juga: Wapres: Indonesia layak jadi rujukan kajian dunia Islam moderat
"Dengan demikian, cara berpikir Islami itu tidak tekstual dan tidak liberal, la tektualiyan wala liberaliyan, tetapi moderat, wasathiyan atau tawassuthiyan," katanya.
Dengan berbagai argumentasi tersebut, maka upaya untuk mengembalikan peradaban Islam seperti ke era kejayaan dahulu ialah dengan kembali menerapkan pola pikir moderat, dinamis, dan tidak ekstrem di kalangan umat.
Wapres menjelaskan bahwa berpikir secara wasathy memiliki ciri khas yakni dengan menjaga dan mengamalkan manhaj yang relevan dan mengakomodasi manhaj baru, seperti dirumuskan oleh para ulama terdahulu. Selain itu, Islam moderat terus melakukan perbaikan dan inovasi untuk menciptakan kondisi lebih baik secara berkelanjutan.
Baca juga: Wapres sebut moderasi beragama di Indonesia mulai dilirik dunia
"Tempat yang paling baik untuk melakukan penguatan cara berpikir wasathy adalah masjid, karena tidak ada umat Islam yang lepas dari pengaruh masjid. Sehingga dalam jangka panjang hal itu bisa menjadi embrio membangun kembali peradaban Islam dan menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik atau khaira ummah," katanya.
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2021