Stasiun Indro, Kabupaten Gresik, siang itu mencatatkan sejarahnya, yakni pertama kali disinggahi KA penumpang sejak dibangun di zaman kolonial
Gresik, Jatim (ANTARA) - Horee... horee.. suara teriakan kegembiaraan anak-anak seusia taman kanak-kanak (TK) itu terdengar ketika kereta api (KA) yang membawa puluhan penumpang dari Stasiun Sidoarjo melintas di sekitar Kampung Sidorukun, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dan akan masuk ke Stasiun Indro di dekat permukiman mereka.
Suara-suara kecil terdengar sekitar 10 meter sebelum KA Komuter relasi Sidoarjo-Indro (KA 678-679) menghentikan lajunya di tujuan akhir Stasiun Indro, dan menurunkan penumpangnya dari Sidoarjo dan Surabaya.
Stasiun Indro, Kabupaten Gresik, siang itu mencatatkan sejarahnya, yakni pertama kali disinggahi KA penumpang sejak dibangun di zaman kolonial.
Stasiun yang terletak di kawasan Sidorukun ini pernah ramai karena menjadi jalur sibuk KA khusus industri, namun harus mati suri sejak Oktober 1975 sebab tidak difungsikan lagi.
Sempat aktif lagi sekitar tahun 2016, dan kembali difungsikan untuk KA barang/industri. Itupun tidak lama, lagi-lagi kembali jalur itu mati suri, seperti tak bertuan tanpa ada KA yang lewat, hanya angin di sekitar kawasan Tambak Oso Wilangun yang setia menyapanya.
Hingga akhirnya PT KAI Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya mengaktifkan pada Rabu, 10 Februari 2021. Pengaktifan berdasarkan evaluasi yang tertuang dalam Grafik Perjalanan KA (Gapeka) 2021.
Tentunya, pengaktifan pertama kali ini membawa euforia atau kegembiraan yang berlebih bagi warga sekitar Sidorukun, sorak sorai warga ramai terdengar menyapa ketika KA Komuter itu menghentikan lajunya di stasiun, termasuk sorak-sorai anak-anak tadi.
Seperti seorang insan yang lama hanya bisa membayangkan bentuk dan rupa KA, seperti itulah gambaran warga Sidorukun menyambut KA jenis kereta rel diesel Indonesia (KRDI). KA itu datang disambut bak artis Ibu Kota. Difoto, dibuat swafoto, dielu-elukan, serta menjadi sasaran sorot tajam warga sekitar yang berkumpul di sekitar Stasiun Indro.
Warga berdiri di depan pintu stasiun, dekat pembatas rel, ada juga yang gagah menginjak rel KA dan mengambil gambar di depan gerbong KA Penumpang. Tidak adanya pembatas di stasiun membuat warga lebih leluasa masuk ke rel dan berswafoto, maklum tidak pernah KA jenis penumpang berada di situ.
"Saya tidak iku naik mas, hanya melihat. Ini untuk menyenangkan anak-anak saya sehingga datang ke sini (Stasiun Indro) melihat dari dekat KA Penumpang," kata Rohima, seorang ibu yang membawa dua anaknya seusia 5 tahun melihat dan mendekat di KA yang sedang berhenti.
Lain lagi Lutfi, laki-laki bertopi hitam ini sengaja membeli tiket jauh hari melalui saluran daring hanya untuk mencoba naik KA dari Stasiun Indro menuju Surabaya.
Harapan ekonomi
Kepala Stasiun Indro, Mawan Novianto mengakui tiket yang disiapkan petugas telah habis terjual, sejak diumumkannya akan adanya KA Penumpang yang masuk ke stasiun tersebut, bahkan ada warga mengeluh tidak kebagian tiket.
"Dari 186 tiket yang kami siapkan sudah habis terjual. Total tiket itu sudah sesuai dengan protokol kesehatan, yakni 186 tempat duduk dari total kapasitas penuh sekitar 200 lebih tempat duduk," kata Mawan di Gresik.
Tingginya antusiasme masyarakat Gresik untuk naik KA penumpang dari Stasiun Indro, kata Mawan, diharapkan mampu meningkatkan perekonomian wilayah setempat, mengingat selama ini tidak pernah menjumpai KA penumpang keluar dan masuk di wilayah itu.
Ia berencana terus melakukan pembenahan fasilitas di stasiun, tujuannya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, dan menampung tingginya antusiasme dalam naik KA Penumpang.
"Pelan-pelan akan kami penuhi standar stasiun, seperti loket, ruang tunggu, bangunan stasiun, parkir. Sebab, baru pertama ini Stasiun Indro menjadi stasiun penumpang, karena sejak dulu merupakan stasiun barang," kata Mawan.
Aktifnya Stasiun Indro di Kabupaten Gresik untuk KA Penumpang adalah pertama kali dalam sejarah di wilayah itu.
Berdasarkan catatan Daop 8 Surabaya, Stasiun Indro awalnya dibangun untuk memfasilitasi angkutan semen dari Pabrik Semen Gresik dan sejumlah industri di wilayah setempat menuju ke berbagai daerah di Pulau Jawa.
Kemudian jalur rel kawasan utara dibangun bercabang, yakni setelah Stasiun Kandangan Benowo diarahkan ke kanan ke Pabrik Semen Gresik dan PT Petrokimia, yang terus berlanjut melingkari Kota Gresik hingga bertemu dengan jalur utama di Stasiun Sumari.
Namun jalur percabangan ke arah industri di Kabupaten Gresik tidak aktif lama karena pabrik semen sudah tidak produksi di Kabupaten Gresik, dan pindah ke Tuban, serta habisnya kontrak dengan PT KAI pada tahun 2010.
Sehingga jalur lanjutan hingga melingkari Kota Gresik pun mati sejak tahun 1980-an, dan hingga kini nyaris tidak berbekas.
Asa Gapeka 2021
Asa untuk membuka lagi kran ekonomi melalui jalur KA di kawasan itu muncul melalui Gapeka 2021, dengan langkah awal mereaktif atau mengaktifkan kembali jalur Stasiun Kandangan menuju Stasiun Indro, Kabupaten Gresik sepanjang 9,7 km.
Manajer Humas Daop 8 Surabaya, Luqman Arif mengatakan, Gapeka 2021 ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Perhubungan No KP 1385 Tahun 2020 tentang Penetapan Grafik Perjalanan Kereta Api Tahun 2021 dan KP 1362 Tahun 2020 tentang Penetapan Lintas Pelayanan Perkeretaapian pada Grafik Perjalanan Kereta Api Tahun 2021.
Selain membuka asa di wilayah industri Kabupaten Gresik, Gapeka 2021 juga membuka asa dan harapan semakin baiknya layanan PT KAI secara menyeluruh di Indonesia.
"Gapeka 2021 dibuat secara nasional, dan ini bertujuan meningkatkan layanan perkeretaapian di Tanah Air," kata mantan Manajer Humas Daop 3 Cirebon tersebut.
Vice President Public Relations PT KAI, Joni Martinus di Jakarta mengatakan, Gapeka 2021 yang mulai aktif hari ini merupakan pedoman pengaturan pelaksanaan perjalanan kereta api yang digambarkan dalam bentuk garis yang menunjukkan stasiun, waktu, jarak, kecepatan dan posisi perjalanan kereta api mulai dari berangkat, berhenti, datang, bersilang, dan penyusulan, yang digambarkan secara grafis untuk pengendalian perjalanan kereta api.
Salah satu manfaat yang dapat dirasakan pelanggan pada Gapeka 2021 adalah efisiensi waktu perjalanan KA Penumpang sebesar total 5.350 menit dan KA Barang sebesar total 6.321 menit.
Ia menjelaskan, jumlah perjalanan KA Penumpang KAI Group yang diakomodasi pada Gapeka 2021 adalah 1.838 perjalanan KA per hari, naik tiga persen dibanding Gapeka 2019 dengan 1.785 perjalanan KA per hari.
Adapun perjalanan KA Barang yang dapat diakomodasi adalah 328 perjalanan KA per hari, naik empat persen dibanding Gapeka 2019 dengan 316 perjalanan per hari.
Terdapat berbagai faktor yang melatarbelakangi perubahan Gapeka dari 2019 ke 2021.
Pertama, adanya jalur ganda yang dibangun oleh Kementerian Perhubungan seperti di lintas Tambak-Kebumen-Butuh dan Jombang-Mojokerto.
Kedua, terdapat peningkatan angka puncak kecepatan di berbagai lintas seperti lintas Pasuruan-Probolinggo yang mencapai 90 km/jam dimana sebelumnya hanya 60 km/jam.
Ketiga terdapat penambahan lintas baru seperti Binjai-Besitang serta stasiun baru seperti Stasiun Pulau Aie. Keempat, adanya elektrifikasi lintas Solo Balapan - Yogyakarta.
"Kami mengimbau kepada calon pelanggan kereta api kembali melihat jadwal yang tertera pada tiket. Tujuannya agar pelanggan tidak tertinggal kereta karena sudah diberlakukannya Gapeka 2021,” katanya.
Ia berharap dengan pemberlakuan Gapeka 2021, pelanggan KA semakin meningkat karena banyak dilakukan inovasi, peningkatan serta perbaikan, seperti waktu perjalanan yang semakin singkat, dan penambahan lintasan baru, seperti menuju Stasiun Indro, Kabupaten Gresik.
Baca juga: KAI aktifkan kembali Stasiun Indro di Gresik
Baca juga: Gapeka 2021 berlaku, KRL Yogyakarta-Solo mulai berbayar besok
Baca juga: Gapeka baru, perjalanan KA Argo Cheribon berkurang mulai 10 Februari
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021