Jakarta (ANTARA News) - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Paskah Suzetta mengatakan, penarikan dana 3,5 miliar dolar AS pinjaman siaga (Standby loan) cukup untuk menutup defisit APBN 2009 Perubahan sebesar 2,5 persen dari PDB.

"Saya rasa itu cukup kok 3,5 miliar untuk menutup defisit dari alokasi stand by loan dari komitmen pemerintah," katanya di Jakarta, Senin.

Menurut dia, pinjaman tersebut merupakan salah satu pembiayaan defisit APBN 2009 Perubahan yang membengkak Rp80 triliun mencapai Rp132 triliun. Pemerintah sendiri menurut dia menargetkan pinjaman siaga sebesar 5 miliar dolar AS untuk berjaga-jaga menghadapi kondisi perekonomian 2009 yang penuh tantangan.

Selain standby loan, pemerintah merencanakan pembiayaan dengan penerbitan surat utang negara seperti sukuk serta sisa lebih penggunaan anggaran (Silpa) sebesar Rp51,3 triliun juga akan digunakan untuk menutup defisit setelah dikurangi stimulus fiskal sebesar Rp15 triliun.

Ia mengatakan standby loan diperlukan untuk berjaga-jaga terhadap berbagai kemungkinan yang terjadi. Menurut dia, hingga saat ini komitmen standby loan yang ditargetkan masih tetap 5 miliar dolar AS.

"Tidak ada komitmen lagi,saya kira itu masih cukup, dari target 5 miliar dolar AS," katanya ketika ditanyakan apakah pemerintah akan mencari lagi standby loan selain lima miliar dolar AS.

Sementara itu, ia mengatakan untuk SUN yang akan diterbitkan diharapkan dapat terserap pasar terutama pasar dalam negeri. "Kita harus cari pasar yang baru, pasar dalam negeri lebih bagus. Pasar dalam negeri masih sangat menarik, sementara sukuk global banyak pesaing," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009