"Kominfo optimistis UMKM jualan daring memiliki peluang pertumbuhan yang menjanjikan di 2021," kata Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi, dalam pesan singkat kepada ANTARA, Rabu.
Dua pelaku usaha mengandalkan platform dalam jaringan untuk membantu penjualan mereka sejak pandemi virus corona melanda. Florencia Calista, pemilik restoran Claypot Popo, saat jumpa pers bersama Gojek, Selasa (9/2) menyatakan rasa optimistis tahun ini bisnisnya akan lebih baik dibandingkan tahun lalu.
Baca juga: Menkominfo ingatkan media massa untuk aktual, faktual dan akuntabel
Baca juga: Kominfo gandeng ekosistem media susun regulasi "Publisher Rights"
"Proyeksi 2021, merasa lebih optimis. 2020 kemarin pandemi datang tiba-tiba, kami masih adaptasi, penyesuaian," kata Florencia.
Pemilik Batik Naraya, Andrina Effendi juga berpendapat tahun ini akan lebih baik dibandingkan pandemi COVID-19 tahun lalu.
"Kami sangat optmistis di 2021 karena lebih siap terhadap situasi," kata Andrina.
Claypot Popo dan Batik Naraya lebih serius mengembangkan kanal berjualan online mereka sejak pandemi virus corona.
Meski pun sudah menggunakan layanan pesan-antar makanan sejak 2017 lalu, Florencia mengaku kondisi yang dihadapi saat pandemi betul-betul berbeda, salah satunya karena tidak bisa membuka restoran akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar.
Claypot Popo memang masih bisa berjualan secara online, berkat pengiriman dengan kurir instan karena masakan olahan mereka tergolong yang harus disantap begitu selesai dimasak.
Saat pandemi ini, Claypot Popo memilih untuk tidak membuat produk baru, namun, memperkuat layanan penjualan secara online maupun inovasi pengemasan supaya konsumen bisa mendapatkan pesanan makanan seperti ketika makan di restoran.
Kesulitan penjualan juga dialami Batik Naraya, yang tidak bisa membuka toko karena PSBB.
Meski pun produk fesyen tidak sulit dijual di platform online, Batik Naraya saat awal pandemi belum memiliki ekosistem pembayaran digital yang memadai. Sistem pembayaran yang mereka sediakan belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen mereka karena hanya menyediakan transfer bank.
Menurut Andrina, penjualan mereka membaik setelah mengadopsi layanan dari "payment gateway" sehingga mereka bisa menerima semua pembayaran digital, termasuk kartu kredit dan dompet digital.
Florencia mengatakan mereka banyak belajar sepanjang 2020 bahwa kebijakan pemerintah dalam menghadapi pandemi sangat berdampak pada aktivitas bisnis mereka.
"2021 sudah tidak kaget lagi, penyesuaian dengan kebijakan. 2021 kami merasa lebih optimistis," kata Florencia.
Optimisme kementerian untuk UMKM yang masuk platform digital juga disebabkan pertumbuhan sektor komunikasi dan informatika yang mencapai dua digit pada 2020, yaitu 10,58 persen,
"Pertumbuhan ini sangat signifikan mengingat kelesuan yang terjadi di sektor-sektor lain di tahun yang sama," kata Dedy.
Pemerintah sejak tahun lalu mendukung UMKM antara lain melalui kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, mengajak masyarakat untuk menggunakan produksi dalam negeri.
Hingga November 2020, terdapat 3,2 juta UMKM yang bergabung ke platform jualan online lewat Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
Baca juga: Kominfo segera blokir situs TikTok Cash
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021