Kami menanggapi ini dengan sangat serius

Jakarta (ANTARA) - Komite Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 akan menggelar rapat dewan khusus secepatnya pada Jumat menyusul kegaduhan yang ditimbulkan oleh komentar berbau seksisme yang diutarakan presiden komite Yoshiro Mori, demikian lapor NHK pada Selasa.

Tidak ada rencana untuk membahas pengunduran diri Mori di pertemuan tersebut namun dia bisa mendapat kritikan atas komentarnya itu, Nikkan Sport menyebut dalam laporan lain.

Mori membuat berang publik setelah pekan lalu mengutarakan pernyataan kontroversial yang menyebut perempuan berbicara terlalu lama dalam rapat.

Baca juga: 60 persen responden nilai Mori tak layak pimpin Olimpiade Tokyo

Dia kemudian meminta maaf dan menarik kembali ucapannya, namun kemarahan publik tampaknya tak mereda.

Menyusul pernyataan Mori tersebut, sekira 440 sukarelawan Olimpiade telah menyatakan mundur dan panitia setempat telah menerima lebih dari 5.500 komplain, menurut media setempat seperti dilansir Reuters.

Komite Olimpiade Internasional lewat pernyataan resminya melabeli komentar Mori itu "sangat tidak pantas".

"Kami menanggapi ini dengan sangat serius," kata Menteri Olimpiade Seiko Hashimoto pada Selasa soal pengunduran diri para sukarelawan.

Daichi Oyama (28), yang menarik diri sebagai volunteer karena khawatir terhadap virus corona, buka suara soal Mori dengan mengatakan," Jika setiap kali dia mengatakan sesuatu membuat hal semakin buruk, dia harus mundur."

"Bukan berita Jepang saja, seluruh dunia mendengar apa yang dia ucapkan dan muncul perlawanan. Ini hal sangat memalukan bagi Jepang," kata dia.

Meski demikian 80.000 orang telah terdaftar untuk membantu jalannya Olimpiade dan banyak dari mereka tetap bertahan.

"Itu benar-benar suatu kejanggalan, tapi Mori itu tua... dan saya kira orang seusia dia memiliki kecenderungan untuk memandang rendah perempuan, ini faktor dari usia mereka," kata Misako Yoshizawa (70), yang mengajar Bahasa Inggris paruh waktu di prefektur Saitama.

Baca juga: Ketua Olimpiade Tokyo minta maaf usai lontarkan komentar seksis

Akan tetapi, Yoshizawa tetap akan menjadi sukarelawan Olimpiade tahun ini.

"Mori adalah Mori, saya bukan sukarelawan dia. Saya seorang sukarelawan bekerja untuk melangsungkan Olimpiade Tokyo," kata dia.

Suatu petisi yang meminta tindakan terhadap Mori telah menarik sekitar 140.000 pendukung sejauh ini dan editorial yang dipublikasikan harian Mainichi pada Selasa mengatakan Mori harus mundur.

"Ini bukanlah masalah yang bisa diselesaikan dengan penarikan atau permohonan maaf," tulisnya.

Sejumlah sponsor juga telah menjauh menyusul kegaduhan itu. Perusahaan asuransi Nippon Life Insurance menyatakan mereka "kecewa" dengan komentar itu dan telah menegaskan hal itu ke panitia penyelenggara.

Hiroaki Nakanishi, pemimpin lobi bisnis berpengaruh di jepang Keidanren, pada awalnya menolak berkomentar namun kemudian mengatakan, "Saya merasa itu adalah apa yang dipikirkan oleh beberapa orang di Jepang" dan "media sosial menakutkan" mengingat betapa cepatnya komentar dibagikan dan disebar secara daring.

Baca juga: Ketua Olimpiade Tokyo ingin mundur usai lontarkan komentar sensitif

Ketika diminta menjelaskan apa yang dia maksud, Nakanishi mengatakan membedakan antara laki-laki dan perempuan adalah hal biasa di Jepang tapi pemikiran itu ketinggalan zaman, menurut TV Asahi.

Akan tetapi komentar tersebut menjadi trending di media sosial, dengan orang-orang menggunakan Twitter untuk mengungkapkan rasa frustasi mereka atas komentar Nakanishi juga.

"Dia membuat pernyataan yang menyamaratakan soal Jepang, tapi saya rasa itu adalah apa yang sang ketua pikirkan sendiri. Dia sama saja dengan presiden Mori dalam soal ketidakmampuannya mendengarkan kritikannya," kata salah satu pengguna Twitter.

Baca juga: Penyelenggara Olimpiade terbitkan panduan cegah COVID-19 di Tokyo 2021
Baca juga: Kurangnya tenaga medis jadi masalah berikutnya bagi Olimpiade Tokyo
Baca juga: Survei: Mayoritas warga Jepang masih menentang Olimpiade Tokyo

Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021