Mataram (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (BNI) menyalurkan kredit usaha rakyat (KUR) kepada 200 petani cabai di Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, untuk modal usaha.
"Seluruh petani tersebut sudah menandatangani akad permohonan KUR yang disalurkan BNI tahun ini, " kata Kepala Cabang BNI Cabang Mataram Amiruddin, di Mataram, Selasa.
Baca juga: BNI proyeksi realisasi kredit tumbuh 6 persen pada 2021
Ia mengatakan penyaluran KUR kepada 200 petani cabai tersebut sebagai bagian dari Agro Solution yang merupakan program untuk mengusung konsep usaha pertanian dari hulu hingga hilir guna menjaga kedaulatan pangan nasional di tengah pandemi COVID-19.
"Melalui program tersebut BNI bersama mitra akan melakukan pendampingan intensif kepada petani dalam menjalankan usaha pertanian mereka dengan memberikan jaminan sarana produksi dan pemasaran hasil pertanian," katanya.
Pendampingan dilakukan bersama Aliansi Kemitraan Pertanian Berkelanjutan, yaitu BNI sebagai penyedia permodalan KUR, PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) sebagai penyedia asuransi pertanian, PT Bisi Internasional sebagai penyedia benih jagung, serta PT Datu Nusra Agribisnis (DNA) sebagai off taker hasil pertanian di Kabupaten Lombok Timur.
Baca juga: BNI tetap penuhi kebutuhan transaksi keuangan di wilayah PPKM
"Jadi petani tidak menerima kredit dalam bentuk tunai, uangnya tetap masuk di rekening tapi diblokir. Nanti setelah proses usaha tani berjalan baru mitra menagih ke BNI, seperti Pupuk Kaltim untuk membayar pupuk dan PT Bisi yang menyediakan benih," ujarnya.
Ia menyebutkan luas lahan tanam cabai merah besar yang dikelola oleh 200 petani penerima KUR mencapai 200 hektare atau rata-rata satu hektare per orang. Namun penanaman cabai tidak dilakukan serentak agar tidak terjadi panen dalam waktu bersamaan.
Cabai merah besar yang sudah dipanen akan dibeli oleh PT Indofood yang sudah menjalin kemitraan dengan para petani di Kecamatan Sembalun, termasuk untuk pembelian kentang hasil produksi petani setempat.
Baca juga: BNI uji coba "smart farming" di lima provinsi
"Kalau sudah punya kemitraan seperti itu, petani tidak perlu ragu menanam karena sudah ada perusahaan mitra yang siap menampung hasil produksinya," kata Amiruddin.
Pewarta: Awaludin
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2021