Medan (ANTARA) - Peneliti dari Universitas Sumatera Utara Dr Wanda Kuswanda mengatakan orangutan Tapanuli sebagai spesies yang terancam punah populasinya masih dapat meningkat dengan mitigasi yang tepat dalam menangani konflik dengan manusia.

Dr Wanda Kuswanda menyampaikan hasil penelitiannya tersebut dalam desertasinya berjudul "Model Mitigasi Konflik Manusia dan Orangutan Tapanuli pada Lansekap Batangtoru di Kabupaten Tapanuli Selatan" yang berhasil dipertahankannya di hadapan sidang terbuka dipimpin Rektor Universitas Sumatera Utara Dr Muryanto Amin,S.Sos,M.Si, dengan predikat cumlaude di Medan, Selasa.

Disertasi yang diselesaikan di bawah bimbingan Prof Dr R Hamdani Harahap, Prof Dr Hadi S Alikodra dan Prof Dr Robert Sibarani ini, merupakan satu-satunya penelitian komprehensif tingkat doktoral yang secara khusus meneliti orangutan Tapanuli di Indonesia.

Baca juga: Tiga orang utan di Kotawaringin Timur diselamatkan BKSDA dalam sehari

Melalui program doktoral ini Kuswanda menghasilkan sebuah model mitigasi konflik manusia-satwa liar dengan pendekatan ekologi, sosial-ekonomi, budaya dan kelembagaan dalam skala lansekap.

Kuswanda mengatakan, sangat tertarik untuk terus meneliti orangutan Tapanuli yang telah menjadi perhatian nasional dan dunia sebagai spesies yang paling terancam punah dan jenis orangutan lainnya di Indonesia.

"Penelitian terkait orangutan Tapanuli sangat dibutuhkan untuk menjadi rujukan strategi dan rencana aksi dalam mengembangkan program konservasi orangutan ke depan yang berbasis data dan informasi ilmiah," ujarnya.

Baca juga: BBKSDA Sumut lepasliarkan Orangutan di hutan lindung Tapanuli Tengah

Ia menjelaskan, mitigasi penanganan orangutan antara lain dengan memberikan kompensasi dalam bentuk nontunai kepada petani pemilik lahan, pengamanan habitat dan monitoring populasi pada hutan konservasi, membangun koridor melalui pengayaan pakan di lahan Kesatuan Pengelolaan Hutan, serta mengembangkan ekonomi alternatif yang tidak butuh lahan yang luas untuk mengurangi pembukaan lahan baru di habitat.

"Bahwa populasi orangutan pada areal seluas 29.192 hektare, di Blok Timur (CA.Dolok Sipirok dan daerah penyangganya) dan Blok Barat (Selatan) meliputi CA.Dolok Sibual-buali dan Penyangganya, di Kabupaten Tapanuli Selatan diperkirakan kepadatannya 0,41-0,65 individu/km2 dengan total populasinya sekitar 155(121-187) individu," katanya.

Baca juga: BKSDA selamatkan orangutan terluka senjata tajam di Kotawaringin Timur
Baca juga: Karantina Pertanian Medan kawal ketat sembilan orangutan dari Malaysia
Baca juga: BBKSDA Sumut lepasliarkan orangutan Tapanuli di Dolok Sipirok

Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021