Makassar (ANTARA) - Prosesi vaksinasi COVID-19 yang dijalani Presiden Joko Widodo menggunakan vaksin Sinovac di teras Istana Merdeka Jakarta, 13 Januari 2021 yang lalu, menjadi pertanda dimulainya program vaksinasi di Tanah Air.

Usai penyuntikan vaksin yang dilakukan Wakil ketua dokter kepresidenan Prof Abdul Mutalib, seluruh pemimpin dan Satgas COVID-19 di daerah tanpa basa-basi langsung bergerak secara serentak melakukan hal yang sama di penjuru tanah air.

Termasuk pula di Sulawesi Selatan yang memberikan respon kilat demi menyukseskan program vaksinasi yang bertujuan menekan dan meredam penyebaran virus yang awalnya berasal dari daratan Tiongkok itu.

Sebelum bantuan vaksin tahap pertama yang diperuntukkan bagi tenaga kesehatan dari Jakarta tiba di Makassar, Provinsi yang dipimpin Prof. HM Nurdin Abdullah dan Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman telah lebih dulu mengambil langkah-langkah strategis.

Dimulai dengan menentukan lokasi penyimpanan vaksin sementara di Kantor Dinas Kesehatan Sulsel sebelum dikirim ke 23 kabupaten/kota di Sulsel.

Ketersediaan kotak pendingin (vaccine cooler box) untuk menjaga suhu vaksin tetap berada di bawah 20 derajat celsius untuk jangka panjang, dan stabil di angka 2 hingga 8 derajat Celcius dalam penyimpanan jangka pendek atau maksimal 30 hari, juga menjadi pertimbangan.

Selanjutnya menyiapkan kendaraan pendingin untuk membawa vaksin itu menuju tempat penyimpanan.

Baca juga: Pangkep rampungkan pengiriman vaksin COVID-19 ke pulau terluar

Baca juga: Melalui vaksinasi, Sulsel ikut perang global melawan COVID-19

Wilayah terpencil

Setelah itu, baru kemudian prosesi pendistribusian ke berbagai daerah dilakukan, tentunya dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian dan TNI.

Pemerintah daerah bersama tim Satgas COVID-19 kemudian melanjutkan proses pendistribusian vaksin ke seluruh wilayah teritorial masing-masing.

Dalam proses pendistribusian vaksin antara daerah yang satu dan yang lainnya, tentu memiliki tantangan yang berbeda-beda tergantung kondisi alam dan letak geografinya. Apakah masuk wilayah pegunungan, perbukitan, atau bahkan daerah kepulauan.

Tantangan tentu semakin berat jika lokasi pendistribusian vaksin yang berada di wilayah terpencil dan tanpa dukungan infrastruktur jalan yang memadai. Atau wilayah itu masuk daerah terluar yang justru lebih dekat dari provinsi lain seperti beberapa pulau di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) yang pulaunya berdekatan dengan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hal yang tidak mudah juga dialami dalam pendistribusian vaksin ke wilayah paling terpencil dan terisolir di Sulsel yakni Kecamatan Seko dan Rampi, Kabupaten Luwu Utara.

Kondisi akses menuju kecamatan yang sulit dan penuh rintangan ini membuat tim memilih jalur udara untuk pendistribusiannya.

Sesampai di bandara perintis, tim tetap harus melanjutkan perjalanan yang tidak mudah sambil tetap fokus menjaga suhu dan kondisi vaksin tetap berada dititik normal agar bisa digunakan setelah sampai ke lokasi tujuan.

Plt. Kadis Kesehatan Lutra Marhani Katma menyebutkan vaksin khusus tenaga kesehatan ini dibagi ke puskesmas Rampi sebanyak 28 dosis, puskesmas Seko 56 dosis, dan puskesmas Seko Barat 12 dosis.

Satu puskesmas lainnya yakni Limbong, juga menerima sebanyak 53 dosis. Sehingga total vaksin yang dikirimkan pada 3 Februari 2021 itu ke Rampi dan Seko sebanyak 149 dosis.

Baca juga: Pemprov Sulsel targetkan vaksinasi nakes selesai Maret 2021

Baca juga: Dinkes Sulbar upayakan vaksinasi COVID-19 segera dilakukan

Terkendala cuaca ekstrem

Proses distribusi vaksin yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep) bersama Satgas COVID-19 ke keseluruh pulau terluar juga mendapatkan tantangan yang tidak ringan.

Meskipun jumlah vaksin yang dikirimkan terfokus bagi tenaga kesehatan masih terbatas, namun hal itu tidak mengurangi rintangan yang terjadi.

Dengan semangat, komitmen berbalut kerja keras, prosesi pendistribusian ke puluhan pulau terluar akhirnya mampu diselesaikan.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Pangkep dr Nurlia Sanusi mengatakan untuk pengiriman terakhir ke dua pulau terluar yakni Pulau Liukang Kalmas (Kalukuang Masalima) dan Pulau Pamantauang Kecamatan Kalukalukuang, telah dilakukan Senin (8/2) dan jadwalnya tiba pada Selasa malam ini.

Adapun jumlah vaksin yang dikirimkan sebanyak 265 dosis dan selanjutnya disebar ke empat puskesmas yang ada di dua pulau tersebut.

Adapun sasaran penerima vaksin di masing-masing puskesmas yakni Puskesman Kalmas (74 dosis) Puskemas Tangaya (75 dosis), Puskemas Sailus (56 dosis vaksin) dan Puskesmas Pamantauan sebanyak 60 dosis atau penerima vaksin.

Keterlambatan pengiriman menuju dua pulau terakhir itu karena beberapa kendala. Seperti kondisi cuaca ekstrem yang terjadi serta keterbatasan kapal yang menuju ke pulau-pulau terluar yang ada di Pangkep.

Dalam pendistribusian vaksin ke pulau terluar, Dinkes dan satgas memilih menitipkan ke kapal yang akan berangkat ke pulau-pulau membawa keperluan bahan pangan bagi masyarakat.

Sehingga satgas memiliki harapan besar pada saat memasuki vaksin tahap ketiga untuk masyarakat luas, kondisi cuaca sudah baik sehingga pemilik kapal juga tidak ragu berlayar demi membuka akses transportasi antarpulau.

"Untuk strategi pengiriman dan proses vaksinasi kepada masyarakat umum pada tahap ketiga akan tetap berpatokan dengan apa yang kita lakukan saat ini (vaksin nakes) ," ujarnya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Sulawesi Selatan mengatakan program vaksinasi COVID-19 khususnya di daerah pulau terpencil mengalami perlambatan karena terkendala cuaca ekstrim.

Pemkab Kepulauan Selayar juga mengeluhkan sulitnya proses pengiriman vaksin ke pulau-pulau terluar di daerah itu di tengah kondisi cuaca ekstrem.

"Jadi Kabupaten Selayar saja agak telat (jadwal vaksinasi) karena transportasi pengiriman vaksin itu memang menunggu kondisi cuaca membaik," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sulsel dr Nurul AR.

Meskipun mengalami kendala, namun pihaknya akan terus berupaya agar program vaksinasi pada tahap pertama yang diprioritaskan kepada para tenaga kesehatan ini dapat rampung sesuai target.

Apalagi sesuai rencana atau target, pelaksanaan vaksinasi kepada masyarakat itu sudah harus selesai akhir 2021 atau awal 2022.

Untuk tahap pertama ditargetkan rampung pada pekan ketiga Februari. Selanjutnya masuk tahap 2 sampai April.Setelah itu baru fokus untuk masyarakat luar hingga awal 2022.*

Baca juga: Gubernur dan 13 tokoh Sulsel dijadwalkan vaksin COVID-19 pertama

Baca juga: 30 ribu dosis vaksin COVID-19 tiba di Makassar

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021