tren peningkatan harga karet ini sudah berlangsung dalam tiga hari terakhir karena dipengaruhi pemangkasan produksi minyak oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC)

Palembang (ANTARA) - Harga karet kering kadar (KKK) 100 persen tembus Rp19.000/kg, Selasa, setelah selama beberapa bulan berada di kisaran Rp18.000/kg.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas Perkebunan Sumatera Selatan Rudi Aprian di Palembang, Selasa, mengatakan tren peningkatan harga karet ini sudah berlangsung dalam tiga hari terakhir karena dipengaruhi pemangkasan produksi minyak oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Berdasarkan data Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan dan Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel yang bersumber dari Singapore Commodity Pada Selasa (9/2), harga karet KKK 100 persen Rp19.039/Kg, KKK 70 persen Rp13.327/Kg, KKK 60 persen Rp11.423/Kg, KKK 50 Rp9.520/Kg, KKK 40 persen Rp7.616/Kg

Sementara pada satu hari sebelumnya, Senin (8/2), harga karet KKK 100 persen Rp18.872/Kg, KKK 70 persen Rp13.210/Kg, KKK 60 persen Rp11.323/Kg, KKK 50 Rp9.436/Kg, KKK 40 persen Rp7.549/Kg.

Sedangkan pada Jumat (5/2), harga karet KKK 100 persen Rp18.845/Kg, KKK 70 persen Rp13.192/Kg, KKK 60 persen Rp11.307/Kg, KKK 50 Rp9.423/Kg, KKK 40 persen Rp7.538/Kg.

Adanya tren peningkatan harga ini turut berpengaruh pada harga di tingkat petani.

Berdasarkan hasil lelang karet di Kecamatan Sungai Lilin, Senin (8/2) yang dilakukan Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) Mitra Berlian di Desa Berlian Makmur harga yang terbentuk Rp11.200/Kg untuk KKK 50-60 persen.

Sementara pada Selasa (9/2) lelang yang dilakukan UPPB Karya Bersama di Desa Suka Mulya, Betung, Kabupaten Banyuasin, disepakati harga yang terbentuk Rp10.330/Kg untuk KKK 50-60 persen.

Menurutnya, tren membaiknya harga karet ini tidak bisa diprediksi sampai kapan karena saat ini sudah lama disinyalir bahwa mekanisme pembentukan harga (price discovery platform) di SICOM tidak sepenuhnya mencerminkan faktor fundamental supply dan demand karet alam dunia.

Saat ini kenaikan harga minyak dunia terjadi didukung kondisi ekonomi AS yang mulai menunjukkan pemulihan yang diindikasikan dengan membaiknya angka pengangguran Amerika Serikat (AS).

Sejumlah faktor inilah yang membuat sentimen positif yang mendorong sedikit adanya kenaikan harga karet di bursa global.

Sebelumnya pada awal Agustus 2020, harga karet KKK 100 persen hanya Rp14.634/Kg, KKK 70 persen senilai Rp10.244/Kg, KKK 60 persen Rp8.780/Kg, KKK 50 persen senilai Rp7.317/Kg dan KKK 40 persen senilai Rp5.854/Kg.

Namun, berdasarkan analisa Dinas Perdagangan dan Gapkindo Sumsel terjadi harga keseimbangan baru di masa pendemi COVID-19 pada November 2020. Jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan, khususnya supply dan demand di pasar Singapore Commodity Exchange (SICOM).

Dilihat dari grafik harga rata rata mingguan pada periode itu, harga keseimbangan baru berkisaran antara Rp18.146—Rp18.711 per Kg untuk KKK 100 persen.

Kemudian setelah ini, harga karet terus bergerak naik hingga tembus Rp19.000/Kg untuk KKK 100 persen.
Baca juga: Di tengah pandemi, nilai ekspor karet Sumut pada 2020 naik 5,63 persen
Baca juga: Bintan ekspor karet lempengan ke tiga negara senilai Rp13 miliar
Baca juga: Ekspor karet Sumut meningkat karena permintaan dari China naik

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021