Jakarta (ANTARA) - Warga Cipinang Melayu, Makassar, Jakarta Timur, Irwan Kurniadi mengapresiasi kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menangani persoalan banjir di wilayahnya kerap menjadi daerah langganan banjir akibat luapan air dari Kali Sunter.
"Dari tahun 2014 sudah saya katakan banjir penyebabnya selalu dari luapan Kali Sunter, tidak ada yang lain. Tapi tahun ini itu semua aman dan tidak terjadi banjir (parah) lagi di tempat kami," ujar Irwan Kurniadi yang menjadi Ketua RW 04 Cipinang Melayu saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Menurut Irwan, kinerja dari jajaran Pemprov DKI Jakarta beserta Pemkot Jakarta Timur yang telah menangani banjir di Cipinang Melayu secara menyeluruh, yakni mengatasi banjir seiring dengan pembenahan wilayah hulu Kali Sunter di Cikeas itu sehingga belum terlihat banjir di daerah tersebut.
"Untuk tahun ini saya apresiasi kerja dari gubernur, saya lihat ada kemauan untuk membenahi kali sunter dan mengatasi banjir secara holistik dan menyeluruh. Terlihat dari bagaimana jajaran Pemprov DKI dan Pemkot Jakarta Timur dalam membenahi masalah banjir di Cipinang Melayu dari hulunya, yakni di daerah Cikeas," tuturnya.
Menurut Irwan, Pemprov DKI mengambil langkah tepat untuk memfungsikan Waduk Tiu di Kawasan Pondok Ranggon Cipayung, Jakarta Timur, sehingga air dari Kali Sunter yang biasanya meluap ke pemukiman warga di Cipinang Melayu dapat ditampung terlebih dahulu di waduk tersebut dan debit air terjaga dari luapan banjir.
"Keberadaan waduk ini sangat membantu untuk mengurangi debit air, sehingga sampai sini, airnya terkendali dan tidak meluap menjadi banjir," ujar Irwan.
Ke depan, Irwan berharap agar Pemprov DKI melanjutkan proyek normalisasi di bantaran Sungai Sunter, khususnya di RW 04 dan 03 sehingga potensi banjir semakin dapat ditekan dan membuat warga aman tenang nyaman serta terhindar dari banjir dari Kali Sunter.
Sebelumnya, BPBD mencatat hujan yang mengguyur DKI Jakarta dan sekitarnya menyebabkan genangan dan banjir di sejumlah titik. Berdasarkan data BPBD Provinsi DKI Jakarta hingga pukul 12.00 WIB, terdapat 42 RW dan 150 RT yang terdampak banjir, tersebar di wilayah Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Persentase RT terdampak ini sebesar 0,492 persen dari total RT di Jakarta sebanyak 30.470 RT.
Pelaksana tugas (plt) Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Sabdo Kurnianto memaparkan, untuk wilayah Jakarta Selatan, meliputi empat kecamatan dan tujuh kelurahan, 17 RW dan 38 RT dengan ketinggian 40-190 cm. Adapun jumlah pengungsi sebanyak 30 kepala keluarga dengan total 304 jiwa.
Sedangkan, untuk Jakarta Timur, meliputi 25 RW dan 112 RT dengan ketinggian 40-275 cm. Adapun jumlah pengungsi sebanyak 193 KK dengan total 725 jiwa dan sebanyak 14 lokasi pengungsian telah digunakan.
"Tingginya curah hujan di hulu, menyebabkan luapan Kali Sunter dan Kali Ciliwung. Jadi, warga yang tinggal di sekitar Kali terdampak luapan tersebut. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Pengerahan petugas sudah dilakukan bersama Dinas Sumber Daya Air, Damkar, dan PPSU Kelurahan agar air cepat surut. Sedangkan, untuk hujan lokal di daerah Jakarta, dampak genangannya sudah surut," ujarnya.
Sementara itu, dari informasi lainnya, hari Senin sekitar pukul 11.00 WIB, sempat terjadi genangan dengan kedalaman 30 cm di sekitar Jalan Nurul Iman Cipinang melayu, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur. Namun kedalaman tersebut, merupakan kedalaman yang ada pada titik terendah pemukiman warga RT 04 RW 04.
Baca juga: Waspada, ketinggian air di Pintu Air Sunter Hulu siaga dua
Baca juga: Dua pompa portabel atasi genangan air di dua RW Kedoya Utara
Baca juga: Pengungsi banjir terpapar COVID-19 disiapkan tenda khusus
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021