Bebaskan Pemimpin Kami, Hormati Suara Kami, Tolak Kudeta Militer
Bangkok (ANTARA) - Ratusan pengunjuk rasa anti-kudeta berbaris di kota terbesar Myanmar, Yangon, pada Senin, pada hari ketiga demonstrasi di jalanan.
Demonstrasi itu menentang kudeta yang dilakukan militer Myanmar seminggu yang lalu di mana tentara menahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.
Sekelompok biksu berjubah warna kunyit berbaris di barisan depan aksi protes bersama para pekerja dan mahasiswa.
Mereka mengibarkan bendera Buddha warna-warni di samping spanduk merah dengan warna Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) -- partai Suu Kyi, kata seorang saksi mata.
"Bebaskan Pemimpin Kami, Hormati Suara Kami, Tolak Kudeta Militer," demikian tulisan pada salah satu spanduk aksi protes itu. Banyak pengunjuk rasa mengenakan pakaian hitam.
Para penentang kudeta Myanmar menyerukan lebih banyak aksi protes dan penghentian pekerjaan pada Senin setelah puluhan ribu orang bergabung dalam demonstrasi pada akhir pekan.
Protes yang melanda Myanmar pada Minggu (7/2) adalah yang terbesar sejak Revolusi Saffron 2007 yang dipimpin oleh para biksu Buddha yang membantu mendorong reformasi demokrasi yang terhambat oleh kudeta oleh militer pada 1 Februari lalu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Seruan protes di Myanmar meningkat seminggu setelah kudeta
Baca juga: Jaringan Internet di Myanmar tersambung kembali
Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2021