Dengan tumbuhnya sektor UMKM akan membantu pemerintah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan banyak lapangan kerjaJakarta (ANTARA) - Perusahaan fintech peer to peer lending (P2P lending), Tokomodal sepanjang 2020 menyalurkan dana sebesar Rp800 miliar kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk pembiayaan usaha warung kelontong di Indonesia.
"Pembiayaan warung kelontong menjadi salah satu fokus Tokomodal. Dengan tumbuhnya sektor UMKM akan membantu pemerintah mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan banyak lapangan kerja," kata Co-Founder Tokomodal Chris Antonius dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Menurut Chris, pembiayaan UMKM juga untuk inklusi dan literasi keuangan serta menjangkau usaha mikro yang belum tersentuh oleh pelayanan perbankan (underserved dan unbankable).
Baca juga: AFPI: Tren pencairan pinjaman fintech lending naik 27 persen pada 2020
Ia menjelaskan Tokomodal sudah tiga tahun berkolaborasi dengan pengelola jaringan ritel Alfamart dan Alfamikro ntuk memudahkan pemilik warung atau Outlet Binaan Alfamart (OBA) menerima tambahan modal secara tepat, mudah, dan terjangkau.
"Di tengah pandemi saat ini banyak perusahaan yang merumahkan karyawannya. Kehadiran Tokomodal ini lah diharapkan bisa membantu pemilik warung untuk meningkatkan bisnisnya," katanya.
Pemilik warung yang ingin mendapatkan fasilitas Tokomodal terlebih dahulu harus menjadi anggota OBA, dengan cukup mendaftar ke Alfamikro untuk kemudian disurvei.
Setelah menjadi OBA, pemilik warung melalui smartphone bisa melakukan pemesanan barang dengan menggunakan aplikasi.
Keuntungan yang didapatkan pemilik warung, pesan barang lebih mudah dan cepat, barang bisa dibayar belakangan, dan termasuk fasilitas gratis ongkos kirim pesanan.
Baca juga: Fintech Tokomodal targetkan digitalisasi 20.000 warung
Chris yang juga Ketua Bidang Organisasi Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) ini mengatakan, tingginya kepercayaan masyarakat kepada Tokomodal terlihat pada 2020 yang di tengah pandemi COVID-19 jumlah OBA mencapai 18.000, naik dari 2019 sebanyak 9.000 OBA.
Saat ini, Tokomodal sudah menjangkau 20 provinsi di 200 kota, dengan pembiayaan yang telah disalurkan mencapai sekitar Rp800 miliar dalam 600.000 transaksi.
Jumlah peserta yang menjadi pemodal dalam program OBA saat ini juga terus meningkat hingga mencapai 1.000 pemodal.
Pemodal yang ingin berinvestasi cukup download aplikasi Tokomodal.
"Jumlah investasi juga tidak dibatasi. Bunga yang ditawarkan lebih tinggi dari deposito dan pemodal juga bisa memilih OBA yang akan dibantu," katanya.
Tokomodal sangat memperhatikan keamanan pemodal dalam berinvestasi dengan selalu menjaga kualitas kredit yang disalurkan agar tepat sasaran.
Hal ini terlihat dari tingkat keberhasilan bayar (TKB) 100 persen atau atau resiko gagal bayar (NPL) 0 persen.
Direktur Utama Tokomodal Muhamad Aidil Fathany mengatakan, Tokomodal juga berupaya memperluas cakupan OBA ke seluruh provinsi dan menjalankan program sosial "Bedah Warung" dan pembekalan pengetahuan tata kelola warung untuk menciptakan sinergi antara Tokomodal, Alfamikro dan pemilik warung binaan.
Baca juga: "Fintech" Tokomodal gandeng Alfamart bantu warung korban tsunami Anyer
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021