Jakarta (ANTARA) - Startup fintech Asetku sebagai platform Peer to Peer Lending (P2PL) pada 2020 berhasil menyalurkan pinjaman hingga Rp18 triliun termasuk untuk UMKM melalui aplikasi daring di tengah pandemi COVID-19.

Direktur Asetku Andrisyah Tauladan, Jumat, mengatakan sebagai platform yang menghubungkan dana pemberi pinjaman kepada peminjam personal loan pihaknya melihat adanya potensi peningkatan pengguna maupun penyaluran dana pada 2021.

“Seperti di 2020, dengan kondisi pandemi COVID-19 kami mampu bertahan dan berhasil menyalurkan dana hingga Rp18 triliun dengan peningkatan pengguna baru hingga 81 persen untuk Lender dan 67 persen untuk Borrower,” katanya.


Startup yang dirintis sejak Oktober 2017 di bawah naungan PT Pintar Inovasi Digital itu memberikan kemudahan pengembangan dana hanya melalui aplikasi yang tersedia di Google Play dan App Store.

Penerapan sistem diversifikasi kata dia, memungkinkan dana berkembang dengan minimnya risiko.

“Kami optimistis dapat menyalurkan dana sebanyak Rp18 triliun di 2021. Target penyaluran dana di 2021 lebih besar 20 persen jika dibandingkan dengan target penyaluran tahun lalu,” katanya.

Di tengah pandemi COVID-19 startup itu melakukan penyesuaian skema yang diperketat dan faktanya bisa bertahan bahkan meningkat dari segi pengguna hingga penyaluran dana, dan yang utama dengan TKB90 hari tetap di angka 100 persen.


Kontribusi penyaluran pinjaman Asetku pada 2020 mencapai 24 persen dari total penyaluran pinjaman nasional dan optimistis dapat meningkat di 2021 dengan strategi-strategi yang akan diterapkan.

Komisaris Asetku Jimmi Adhe Kharisma, menambahkan tahun ini akan mengejar rencana-rencana yang sempat tertunda pada 2020, seperti bekerja sama dengan lembaga jasa keuangan maupun e-commerce untuk program diversifikasi peminjam supaya profilnya jadi lebih beragam.

“Perluasan pengguna secara geografis juga akan digalakkan kembali diiringi dengan aktivitas edukasi secara online dan strategi marketing lainnya,” katanya.

Hal ini sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan literasi keuangan digital khususnya di daerah-daerah luar pulau Jawa. Untuk itu pihaknya akan tetap memperketat skema dan prosedur mitigasi risiko di tahun ini.

“Kami akan tetap perketat seleksi calon peminjam dan kerja sama dengan asuransi juga akan terus berlangsung. Selain itu, juga akan meningkatkan infrastruktur ‘legal and compliance’ agar dapat memenuhi ketentuan yang berlaku dimasa mendatang,” katanya.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021