Kemudian yang kontraksi full year kemarin 4,1 persen ini pemerintah berupaya agar ini bisa berbalik arah di jalur positif. Ini masih prognosaJakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan momentum pemulihan yang terjadi pada kuartal IV-2020 yakni tumbuh minus 2,19 persen atau lebih baik dibanding kuartal III yang minus 3,49 persen akan terus berlanjut pada tahun ini.
“Momentum ini diperkirakan terus berlanjut pada 2021 sehingga pertumbuhan ekonomi kita diperkirakan akan tumbuh di kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen,” kata Menko Airlangga Hartarto dalam konferensi pers daring di Jakarta, Jumat.
Menko Airlangga menuturkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini diperkirakan berada pada kisaran 4,5 persen sampai 5,5 persen dengan didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor.
Ia juga memproyeksikan kuartal I-2021 akan tumbuh solid dalam kisaran 1,6 persen sampai 2,1 persen dengan upaya pemerintah untuk mendorong konsumsi rumah tangga mencapai 1,3 persen sampai 1,8 persen.
Baca juga: BPS: Ekonomi Indonesia tumbuh minus pertama kali sejak 1998
Tak hanya itu Menko Airlangga mengatakan konsumsi pemerintah yang biasanya rendah pada kuartal I juga akan didorong hingga mencapai 4-5 persen.
“Kemudian yang kontraksi full year kemarin 4,1 persen ini pemerintah berupaya agar ini bisa berbalik arah di jalur positif. Ini masih prognosa,” ujar Menko Airlangga.
Ia melanjutkan pemerintah juga akan mendorong ekspor dan impor karena pada dasarnya terjadi lonjakan ekspor namun masalah teknisnya adalah kekurangan kontainer.
“Itu akan diatasi sehingga demand yang melonjak bisa diantisipasi, walaupun kita tahu ini karena penurunan impor. Ekspor dan impor yang kurang berimbang pada 2020 menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah,” ujar Menko Airlangga.
Menko Airlangga menjelaskan untuk memastikan pemulihan terus berlanjut maka pemerintah menyiapkan beberapa strategi utama sebagai langkah game changer.
Baca juga: Airlangga: Realisasi pertumbuhan ekonomi hasil intervensi pemerintah
Upaya tersebut antara lain mempertahankan daya beli masyarakat menengah ke bawah dengan melanjutkan program perlindungan sosial seperti dalam bentuk Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Prakerja.
Di saat yang sama pemerintah turut berkomitmen menjaga keberlanjutan dunia usaha dengan dukungan kepada UMKM, korporasi, serta koperasi, sebagai program prioritas.
Selanjutnya pemerintah mendorong consumer confidence dari kelompok menengah ke atas untuk berbelanja dengan percepatan penanganan COVID-19.
“Agar masyarakat bisa berbelanja dari seluruh tingkatan kami melakukan vaksinasi untuk mencapai heard immunity atau 182 juta penduduk,” kata Menko Airlangga.
Baca juga: BPS: Hanya konsumsi pemerintah yang tumbuh positif selama 2020
Berikutnya pemerintah mendorong persediaan alat-alat kesehatan, sarana prasarana, APD, hingga pembatasan kegiatan bersifat mikro atau lokal.
Pemerintah juga akan terus melakukan sosialisasi kegiatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan serta mengefektifkan 3T yaitu Testing, Tracing, dan Treatment.
“Ini diharapkan bisa memitigasi kasus COVID-19 dan secara aktif pemerintah melibatkan mulai dari satgas pusat sampai daerah,” ujar Menko Airlangga.
Baca juga: BPS catat ekonomi Indonesia pada 2020 terkontraksi 2,07 persen
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021