Amsterdam (ANTARA) - Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) pada Kamis mengatakan sedang meninjau data mengenai terapi antibodi COVID-19 yang dikembangkan oleh produsen Amerika Serikat Eli Lilly dan Regeneron untuk penggunaan pada sejumlah pasien.
Menurut EMA, dua tinjauan terpisah dari pengobatan kombinasi oleh kedua produsen tersebut dimulai berdasarkan uji klinis pada pasien COVID-19 yang tidak membutuhkan alat bantu oksigen dan berisiko tinggi memperburuk kondisi mereka.
Pengobatan kombinasi Eli Lily dari dua antibodi, bamlanivimab dan etesevimab, membantu mengurangi risiko rawat inap dan kematian pada pasien COVID-19 hingga 70 persen, menurut data uji klinis tahap akhir pada Januari.
Baca juga: Eropa benarkan terjadi pencurian data serangan siber
Baca juga: EU langsung evaluasi calon vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech
Ramuan antibodi casirivimab dan imdevimab buatan Regeneron diizinkan untuk penggunaan darurat di Amerika Serikat pada November, dan telah diberikan kepada mantan Presiden AS Donald Trump selama terinfeksi COVID-19.
Keempat obat tersebut merupakan kombinasi dari kelas obat yang disebut pengobatan antibodi monokonal, atau tiruan antibodi yang dihasilkan oleh tubuh manusia untuk melawan infeksi
EMA juga mengatakan sedang mengkaji penggunaan bamlanivimab Lilly sebagai terapi tunggal. Obat tersebut telah mengantongi izin penggunaan darurat pada pasien berisiko tinggi di AS dengan gejala COVID-19 ringan hingga sedang.
Setiap rekomendasi dari komite obat-obatan manusia EMA harus disetujui secara resmi oleh Komisi Eropa.
Sumber: Reuters
Baca juga: EMA akan tinjau vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech
Baca juga: EU akan putuskan soal penggunaan vaksin COVID BioNTech 23 Desember
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021