Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen Aptika Kominfo), Semuel Abrijani, mendukung upaya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk pertumbuhan pasar asuransi di Indonesia.

Menurut Semuel, tingkat digitalisasi pada asuransi masih kalah dibandingkan dengan hal lain di sektor keuangan. Untuk itu, inovasi teknologi yang dihadirkan perusahaan insurance technologi (insurtech) dapat menggairahkan pasar asuransi dalam negeri.

"Sekarang kita tahu juga, saat ini presentase orang Indonesia terhadap asuransi itu masih kecil. Artinya masih banyak peluang yang digarap dengan adanya alternatif ini," ujar Semuel Abrijani dalam jumpa pers virtual, Kamis.​​​​​​​

Baca juga: Nasabah minta OJK segera tindak Asuransi Jiwa Kresna

Baca juga: 102.856 pemegang polis Jiwasraya ikut program restrukturisasi

Semuel melanjutkan, melalui pemanfaatan teknologi itu diharapkan juga dapat membuat tingkat literasi masyarakat terhadap asuransi semakin meningkat yang dampaknya juga akan terasa bagi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

"Ini adalah satu inovasi yang perlu kami dorong. Ini juga memperkaya ekosistem pembangunan ekonomi digital Indonesia. Kita membutuhkan banyak ekosistem supaya ekonomi digital kita bisa lebih lengkap," tuturnya.

"Mari kita terus bangun ekonomi digital kita. Kalau bukan kita nanti orang lain yang bangun. Ini adalah masanya," imbuh Semuel.

Selain itu, Founder dan CEO PasarPolis Cleosent Randing mengatakan bahwa inovasi dalam pengembangan teknologi dapat menciptakan lebih banyak produk asuransi mikro dengan harga terjangkau yang dapat diakses secara mudah oleh berbagai lapisan masyarakat, terutama masyarakat prasejahtera.

"Kami di sini bagaimana ke depan asuransi bisa menggunakan teknologi untuk menghadirkan asuransi yang berbeda. Asuransi itu bagaimana ke depannya bisa 3M, yaitu mudah, murah, dan menyenangkan," kata Cleosent Randing.

Untuk mewujudkan misi itu, Cleosent ​​​​​​​mengatakan mereka mendapat dukungan institusi keuangan di bawah naungan World Bank​​​​, International Finance Corporation (IFC), yang fokus pada percepatan inklusi dan literasi keuangan di berbagai negara berkembang. Melalui kerja sama strategis, mereka bersama-sama melanjutkan dan memperkuat demokratisasi asuransi secara lebih luas.

Baca juga: Jasindo luncurkan Protan proteksi asuransi bagi petani dan peternak

Baca juga: Asuransi gadget praktis lewat GoSure dan GoPay

Baca juga: Pandemi COVID-19 jadi akseleran adopsi teknologi industri asuransi

Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021