"Seperti ada panggilan jiwa. Kita dulu tidak aktif di media sosial tetapi setelah pandemi ikut. Saya terpanggil untuk ikut mengkonter hoaks," kata dokter yang biasa disapa Ning dalam jumpa pers daring Satgas Penanganan COVID-19 yang dipantau dari Jakarta, Kamis.
Baca juga: Polres Madiun Kota awasi penyebaran hoaks vaksin COVID-19 di medsos
Ning dalam mengkonter hoaks menggunakan beberapa saluran seperti lewat WhatsApp dan Instagram. Kini pengikutnya di akun Instagram dalam kisaran 52 ribu yang artinya banyak warganet yang menyimak postingannya.
Menurut dia, hampir setiap hari terdapat hoaks soal COVID-19 dan beberapa kontennya berulang. Untuk itu, perlu dari setiap pihak terutama tenaga kesehatan untuk turut aktif melawan isu bohong tersebut.
Baca juga: Sebar hoaks vaksin Sinovac haram, warga Simeulue Aceh ditangkap
"Kita tahu ini bidang kami dan memang agar ada upaya konter hoaks itu. Setiap hari ada sehingga tidak berhenti," kata dia.
Ia mengatakan salah satu sumber pandemi tidak kunjung reda adalah terkait informasi hoaks yang beredar sehingga mitigasi bencana virus SARS-CoV-2 terus berlangsung.
Baca juga: ANTARA diharap bisa bantu tepis berita hoaks
Ning mencontohkan akibat informasi hoaks COVID-19 yang beredar mempengaruhi cara pikir masyarakat sehingga imbauan tenaga medis dan pemerintah soal protokol kesehatan tidak dipatuhi.
"Ada jarak tenaga medis dan masyarakat. Kita minta apa mereka anggap apa. Kami beri solusi untuk kebaikan mereka tetapi 'dapetnya' tidak seperti itu, dianggap seperti menjerumuskan mereka," kata dia.
Kendati begitu, dia mengaku tidak akan menyerah untuk ikut melawan hoaks setiap hari demi berkontribusi menekan penularan COVID-19 baik dari jalur medis maupun media sosial.
Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021