Jakarta (ANTARA) - Survei yang dilakukan oleh Alibaba Cloud mengungkapkan bahwa Indonesia secara aktif mengadopsi teknologi berbasis cloud, di mana 77 persen bisnis di Indonesia saat ini telah menggunakan solusi IT berbasis cloud.
Survei tersebut juga menunjukkan sebanyak 83 persen percaya bahwa alat berbasis cloud membantu mereka memenuhi kebutuhan bisnis mereka selama pandemi COVID-19.
"Dengan tren digitalisasi yang begitu kuat, terutama di masa pandemi, kami yakin akan ada banyak peluang baru untuk membangun persepsi yang kuat tentang kapabilitas cloud di kawasan ini," kata President for International Business, Alibaba Cloud Intelligence, Selina Yuan, dalam keterangan terulis, Kamis.
Baca juga: Tim rektifikasi Ant Group terbentuk, segera perbaiki pelayanan
Baca juga: Jack Ma dan anomali China
Berdasarkan survei tersebut, 67 persen bisnis di Indonesia mengadopsi lebih banyak solusi TI berbasis cloud selama pandemi.
Selain itu, 64 persen bisnis Indonesia yang disurvei melihat solusi hybrid cloud sangat penting untuk jangka panjang, karena pendekatan hybrid cloud mendukung mereka dalam pemulihan bencana dan perencanaan kelangsungan bisnis.
Sebelum pandemi, 77 persen bisnis di Indonesia melaporkan bahwa kemampuan solusi untuk berintegrasi dengan baik dengan solusi atau infrastruktur TI yang ada, dan kredensial keamanan (62 persen) merupakan dua faktor terpenting dalam keputusan memilih vendor cloud.
Setelah pandemi, kredensial keamanan tetap menjadi salah satu pertimbangan terpenting di kalangan bisnis di Indonesia saat memutuskan untuk bermitra dengan vendor cloud (64 persen), mengindikasikan semakin pentingnya keamanan siber, khususnya saat perusahaan memperluas jejak digital mereka secara online.
Survei tersebut juga menemukan bahwa persepsi penyedia layanan regional berbasis cloud sangat positif. Di Indonesia, 68 persen merasa penyedia teknologi Asia dapat memberikan produk yang lebih baik karena pemahaman yang lebih baik tentang pola pikir Asia.
Secara khusus, 57 persen bisnis Indonesia percaya bahwa inovasi Asia memimpin dalam fintech, termasuk pembayaran dan blockchain, sementara 49 persen bisnis yang disurvei di Indonesia mempercayai Asia juga memimpin dalam Internet of Things.
Memperkuat temuan ini, 73 persen bisnis di kawasan ini merasa yakin bahwa Asia akan menjadi penggerak ekonomi yang utama pada abad ke-21, dimana lebih dari setengahnya (65 persen) bisnis melaporkan bahwa mereka telah mengadopsi solusi dari penyedia di Asia.
Survei tersebut juga menemukan bahwa persepsi penyedia layanan berbasis cloud sangat positif. Sebagian besar (84 persen) responden di Asia setuju bahwa penyedia layanan berbasis cloud memenuhi janji mereka.
Selain itu, penyedia hyperscale cloud ditemukan lebih disukai daripada konsultan teknologi perusahaan global, mitra pihak ketiga lokal, dan tim internal oleh 43 persen bisnis di Asia.
Baca juga: Spekulasi keberadaan Jack Ma terus bergulir
Baca juga: Alibaba dan dua perusahaan China didenda Rp3,24 miliar
Baca juga: Alibaba raup Rp1.064 triliun di Festival Belanja Global 11.11
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021