menjaga kualitas kredit menjadi prioritas utama BNI tahun ini

Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memproyeksikan realisasi penyaluran kredit akan tumbuh kisaran 6 persen plus minus satu persen pada 2021 karena kondisi pelaku usaha mulai membaik sebagai salah satu pendorong.

“Dengan menjaga kualitas kredit menjadi prioritas utama BNI tahun ini,” kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi XI DPR RI secara virtual di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, bank BUMN ini akan melakukan strategi mendorong kinerja 2021 di antaranya meningkatkan kualitas kredit melalui perbaikan manajemen risiko dengan melakukan transformasi end to end proses bisnis, peningkatan SDM perkreditan dan optimalisasi remedial recover.

Kemudian, meningkatkan kemampuan digital dalam memenuhi kebutuhan nasabah, meningkatkan ekspansi bisnis berkelanjutan dan menggenjot dana murah atau CASA melalui peningkatan transaksi.

Selain itu, optimalisasi jaringan dan bisnis internasional dengan memperkuat kerja sama kemitraan, mengoptimalkan perusahaan anak dan meningkatkan kapasitas SDM dalam mendukung bisnis bank.

Selama 2020, bank pelat merah ini menyalurkan kredit sebesar Rp586,2 triliun atau naik 5,3 persen dibandingkan 2019 mencapai Rp556,7 triliun.

Penyaluran kredit itu sebagian besar diserap sektor korporasi, bisnis kecil dan kredit berbasis rekening gaji atau payroll dari segmen bisnis konsumer yang memiliki risiko rendah.

Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) di bank BUMN ini pada 2021 diproyeksikan tumbuh 7,9 persen karena likuiditas diperkirakan masih akan melimpah pada tahun ini dengan kisaran kredit bermasalah (NPL) diproyeksikan membaik mencapai 3,7 persen.

Pada 2020, BNI mengumpulkan DPK sebesar Rp679,5 triliun atau tumbuh 10,6 persen.

“Pertumbuhan DPK dan kredit akan menyebabkan LDR (loan to deposit ratio) naik 90,9 persen. Hal itu menandakan fungsi intermediasi BNI makin optimal 2021,” ucapnya.

Ia optimistis bergulirnya vaksinasi dan omnibus law UU Cipta Kerja akan memberikan optimisme pelaku bisnis sehingga pertumbuhan ekonomi 2021 akan membaik kisaran 4-5 persen.

Hanya saja, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi tahun ini masih bergantung perkembangan COVID-19 dan proses vaksinasi berjalan sesuai rencana dan penularan bisa ditekan.

“Salah satu faktor lain yang bisa menjadi modal pemulihan ekonomi 2021 adalah stabilitas perbankan. Kami memberikan apresiasi kepada regulator atas stabilitas sistem perbankan Indonesia di tengah pandemi COVID-19,” katanya.

Baca juga: Optimis hadapi 2021, BNI perkuat fundamental dan gulirkan transformasi
Baca juga: BNI salurkan kredit Rp586,2 triliun selama 2020
Baca juga: BNI bertransformasi hadapi pandemi

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021