Mori, mantan perdana menteri Jepang dan Ketua Komite Olimpiade Tokyo, membuat kegaduhan nasional saat mengatakan bahwa rapat dewan yang melibatkan perempuan akan berlangsung terlalu lama, karena mereka terlalu banyak bicara dan itu menjengkelkan, sebagaimana disebutkan dalam laporan Reuters, Kamis.
Kemarahan atas komentar Mori tersebut kemungkinan akan berdampak pada semakin berkurangnya dukungan masyarakat terhadap pelaksanaan Olimpiade di tengah penyebaran pandemi yang semakin mengkhawatirkan di Jepang.
Baca juga: Penyelenggara Olimpiade terbitkan panduan cegah COVID-19 di Tokyo 2021
Baca juga: Jepang pastikan keberlangsungan Olimpiade Tokyo meski masih pandemi
Hampir 80 persen publik Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade yang dijadwalkan pada Juli, menurut jajak pendapat terbaru.
Komentar Mori langsung menimbulkan kehebohan di media sosial, dan tagar "Mori, mohon mundur" menjadi trending di Twitter di Jepang pada Kamis pagi.
Menanggapi komentar tersebut, mantan peraih medali perak judo Noriko Mizoguchi mencuit kode etik Komite Olimpiade Internasional dan mengatakan bahwa segala jenis pelecehan harus ditolak.
Renho, seorang anggota parlemen oposisi terkemuka, menyebut ucapan Mori "memalukan".
"Komentarnya bertentangan dengan semangat Olimpiade yang mengecam diskriminasi dan menyerukan persahabatan, solidaritas dan keadilan," katanya dalam cuitan di akun Twitternya.
Baca juga: Komite Olimpiade Italia tidak minta atletnya didahulukan untuk vaksin
Baca juga: Hongaria dan Serbia memulai vaksinasi untuk atlet Olimpiade
Baca juga: Federasi sebut penundaan Olimpiade timbulkan dampak keuangan buruk
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021