Angka tersebut menyoroti kemampuan Sony saat ini untuk memproduksi konsol secara massal, yang sangat sulit dibeli sejak peluncurannya pada November.
Baca juga: iOS 14.5 akan dukung kontroler DualSense PS5
Dikutip dari The Verge, Kamis, permintaan PlayStation 4 turun secara dramatis dari tahun ke tahun, dengan 1,4 juta unit dikirim pada kuartal Oktober hingga Desember -- penurunan 77 persen dari tahun sebelumnya. Angka itu juga lebih kecil dibandingkan pada kuartal Juli hingga September.
Namun, secara keseluruhan, bisnis game Sony memiliki kinerja jauh lebih baik daripada tahun sebelumnya, di mana analis Daniel Ahmad mencatat bahwa kuartal Oktober-Desember menjadi kuartal terbaik dalam sejarah PlayStation.
Pendapatan meningkat 40 persen menjadi 883,2 miliar yen (sekitar Rp117,7 triliun), sebagian didorong oleh penjualan PS5. Keuntungan operasional naik 50 persen menjadi 80,2 miliar yen (sekitar Rp10,7 triliun) berkat penjualan game yang meningkat, langganan PlayStation Plus dan margin yang lebih baik pada perangkat keras PS4.
Sony mencatat biaya yang terkait dengan peluncuran PS5 seimbang dengan keuntungan, dan juga mengonfirmasi bahwa perangkat keras PS5 itu sendiri dijual dengan harga yang lebih murah daripada biaya pembuatannya.
Kerugian terjadi karena "titik harga strategis untuk perangkat keras PS5 yang ditetapkan lebih rendah daripada biaya produksi," kata Sony.
Terlepas dari hal itu, jumlah penjualan PS5 sebenarnya sama seperti PS4, yang juga mengirimkan 4,5 juta unit pada kuartal peluncurannya.
Sementara itu, Microsoft tidak merilis angka penjualan spesifik untuk Xbox Series X atau Series S. Namun, perusahaan tersebut mengatakan pendapatan perangkat keras Xbox naik 86 persen tahun-ke-tahun.
Baca juga: PS5 meluncur di India pada Februari
Baca juga: Tunda liburan akhir tahun hingga Sony rilis driver baru PS5
Baca juga: Sony hadirkan driver baru dukung Linux untuk kontroler PS5
Penerjemah: Arindra Meodia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021