Auzar di Pekanbaru, Rabu, menegaskan seluruh kader Partai Demokrat Riau mulai dari ranting hingga tingkat provinsi solid mendukung kepemimpinan AHY. Jika ada pihak-pihak yang ingin mengkudeta AHY maka jajaran DPD Partai Demokrat Riau bersama kabupaten/kota se-Riau akan berada pada garis paling depan melakukan perlawanan.
"Kami 12 kabupaten-kota sangat solid di bawah komando Ketum AHY. Jangan ada yang coba-coba bermain dengan Demokrat. Kami akan lawan hingga titik darah terakhir. Kami tidak mau diganggu oleh siapapun," ucap Auzar.
Baca juga: Kemarin, lanjutan sengketa Pilkada hingga polemik Partai Demokrat
Bahkan secara tegas dia akan memberlakukan sanksi bagi kader DPD Partai Demokrat Riau yang mencoba untuk ikut andil dalam upaya pengambilalihan kekuasaan secara paksa itu.
"Kalau ada kader yang ingin ikut-ikutan dalam gerakan itu, kami akan tindak tegas. Kalau dia masih kader dan tercatat namanya dalam SK, kita minta dewan pimpinan pusat (DPP) bersama dengan dewan pengawas dan dewan pembina partai demokrat untuk dapat mengambil keputusan dan sikap yang tegas terhadap kader-kader yang semacam itu," ucap dia.
Baca juga: Seluruh kader Partai Demokrat Jakarta solid bela AHY
Menanggapi adanya mantan kader demokrat yang diduga menjadi pemantik gejolak perebutan kekuasaan ini, dia menutup telinga terhadap suara sumbang itu dan meminta orang-orang yang sudah tidak bersama Demokrat untuk tidak mengganggu dan mencampuri urusan partai.
"Untuk apa kita dengar suara sumbang mereka (mantan kader). Saya bisa katakan mereka merupakan orang-orang yang putus asa," ucap politisi asal Kabupaten Rokan Hilir itu.
Baca juga: Senior Demokrat respon polemik internal partai
Ia mengatakan, saat ini Partai Demokrat dan elektabilitas AHY sedang melesat naik sehingga ada pihak-pihak yang tidak suka dengan pencapaian itu.
"Masyarakat sangat yakin atas kepemimpinan ketua umum kami. Dibuktikan dengan survei independen Partai Demokrat sudah mulai merangkak naik. Ada di posisi ketiga. Makanya ada pihak-pihak yang tidak suka dengan hal tersebut," katanya.
Pewarta: Diana Syafni
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021