Masyarakat diimbau tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali meluncurkan awan panas guguran pada Selasa, pukul 6.36 WIB dengan jarak luncur sejauh dua kilometer dari lidah lava.
Sebelumnya Gunung Semeru erupsi dan meluncurkan awan panas guguran sejauh empat kilometer pada Sabtu (16/1) sore pukul 17.24 WIB, namun secara visual letusan tidak teramati dan erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 4.287 detik.
"Memang benar telah terjadi awan panas guguran satu kali di Gunung Semeru pagi tadi," kata Kepala Subbidang Mitigasi Gunung api Wilayah Barat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Nia Haerani saat dihubungi dari Lumajang.
Berdasarkan pengamatan pos pantau Gunung Semeru di Gunung Sawur Lumajang pada Selasa periode 06.00-12.00 WIB tercatat 18 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11-22 mm dengan lama gempa 75-150 detik dan satu kali gempa awan panas guguran dengan amplitudo 22 mm dengan lama gempa 575 detik.
Sedangkan untuk periode pukul 12.00-18.00 WIB, aktivitas Gunung Semeru tercatat gempa letusan sebanyak 18 kali dengan amplitudo 15-23 mm dengan lama gempa 55-210 detik, kemudian gempa hembusan sebanyak dua kali dengan amplitudo 7-8 mm, dan terekam adanya lahar dingin sebanyak satu kali.
"Status Gunung Semeru masih dalam level II atau waspada, sehingga PVMBG memberikan beberapa rekomendasi kepada warga masyarakat terkait dengan peningkatan aktivitas gunung itu," tuturnya.
Ia mengimbau masyarakat tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru dan jarak 4 kilometer arah bukaan kawah di sektor selatan-tenggara.
"Serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Radius dan jarak rekomendasi itu akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," katanya.
Nia juga mengimbau masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi dan perlu diwaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.
"Masyarakat juga diminta mewaspadai ancaman lahar dingin di sepanjang daerah aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk," ujarnya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Rolex Malaha
Copyright © ANTARA 2021